Dalam menggambar teknik, terdapat acuan yang harus diikuti agar lebih bersifat universal. Acuan standar menggambar teknik desain perancangan meliputi berbagai aspek seperti garis, dimensi, skala, proyeksi, dan masih banyak lagi. Untuk lebih jelas terkait hal ini, silakan simak penjelasan lengkap berikut.
Apa Itu Standardisasi Gambar Teknik?
Gambar teknik merupakan sebuah instrumen atau alat yang dipakai untuk mengomunikasikan konsep atau kerap juga disebut bahasa teknis. Karena merupakan bahasa, artinya alat ini harus benar-benar dapat menyampaikan informasi secara tepat. Jika tidak, maka miskomunikasi akan terjadi sehingga pesan tidak tersampaikan.
Mengingat teknik telah digunakan di seluruh dunia, maka perlu dilakukan standardisasi sehingga seluruh negara bisa saling mengerti satu sama lain. Standardisasi ini biasa terkait dengan bagaimana pembuatan serta pembacaan gambar teknik. Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu kesulitan memahami gambar teknik negara lain dan sebaliknya.
Apa Fungsi dari Gambar Teknik?
Secara umum, alat ini mempunyai tiga tujuan utama, yakni sebagai dokumentasi, ekspresi, dan transmisi informasi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu fungsi tersebut terus mengalami perkembangan, yakni sebagai berikut.
1. Sebagai bahan dokumentasi
Fungsi yang pertama adalah menjadi bahan dokumentasi. Dalam desain perancangan, sebuah sketsa akan disusun terlebih dahulu menggunakan simbol serta notifikasi standar internasional. Tujuannya adalah sebagai dokumentasi sebelum nantinya eksekusi mulai dilakukan. Meski begitu, di era kemajuan teknologi, dokumentasi ini bisa diintegrasikan dengan alat modern.
2. Sebagai ekspresi
Perlu diketahui bahwa sketsa perancangan yang telah dibuat terkadang bukan merupakan hasil final. Bahkan, sketsa tersebut akan terus dipelajari hingga benar-benar menjadi rancangan sempurna. Dalam menggambar, perancang perlu mengekspresikan seluruh ide namun tetap memenuhi standar yang berlaku.
3. Menyampaikan informasi
Bisa dibilang ini merupakan fungsi paling penting terutama ketika sketsa akan dipresentasikan ke pihak lain. Dengan adanya gambar, maka seluruh fungsi dan elemen pada rancangan akan tersampaikan dengan baik, tentu saja harus didasarkan dengan standardisasi internasional. Hal tersebut sangat penting terutama bagi seorang perancang agar tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Media penuangan gagasan dalam pengembangan
Dalam membuat benda teknik, seorang desainer harus berawal dari sebuah konsep bersifat abstrak terlebih dahulu. Nantinya, konsep tersebut baru akan dituangkan di dalam sebuah rancangan atau sketsa. Tidak berhenti di situ, sketsa lalu digambar ulang menjadi gambar teknik berisi informasi detail seperti komponen atau benda.
Kenapa Standardisasi Harus Dilakukan?
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, standardisasi atau mengacu pada standar sangat penting demi terwujudnya efisiensi komunikasi terutama dalam desain perancangan. Akan tetapi, berikut adalah beberapa poin penting kenapa standardisasi gambar teknik perlu dilakukan.
1. Memudahkan ide baru disampaikan
Seiring berjalannya waktu, teknologi akan terus-menerus mengalami perkembangan, baik dari segi komponen, peralatan, atau bahkan sekadar gagasan. Untuk menyampaikan gagasan tersebut, dibutuhkan media khusus agar dapat dipahami oleh orang lain. Di sinilah pentingnya standardisasi supaya gagasan lebih mudah disampaikan terutama secara visual.
2. Menyamakan persepsi pada simbol gambar teknik
Dalam desain perancangan, tentu akan dibutuhkan berbagai macam simbol pada sketsa untuk merepresentasikan berbagai hal seperti material, komponen, dan lain-lain. Jika setiap negara memiliki aturan penggunaan simbol berbeda-beda, tentu saja ini akan menyulitkan ketika harus saling berbagi gagasan dengan negara lain.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dilakukanlah standardisasi sehingga peraturan tentang penggunaan simbol berlaku sama di seluruh dunia. Ketika persepsi sudah sama, maka komunikasi akan lebih mudah dilakukan, bahkan meskipun hanya dengan sebuah sketsa saja.
3. Memudahkan realisasi benda teknik
Tujuan pembuatan sketsa adalah untuk memudahkan dalam proses eksekusi atau realisasi benda teknik yang akan dibuat. Penggunaan simbol yang berubah-ubah berpotensi bisa menghambat realisasi tersebut karena dapat memicu salah tafsir. Dengan standardisasi, maka pelaksana akan jauh lebih mudah ketika merealisasikannya.
Jenis-Jenis Acuan Standar Menggambar Teknik Desain Perancangan
Saat ini sudah terdapat berbagai acuan standar di bidang teknik, terutama di bidang elektronika. Berikut ini adalah beberapa standar tersebut.
- SNI (Standar Nasional Indonesia)
- ISO (International Standardization Organization)
- VDE (Verband Deutcher Elektrotechniker)
- NEMA (National Electrical Manufacturer Assosciation)
- IEC (International Electrical Comission)
- ANSI (American National Standard institute)
- IEEE (The Institute of Electrical and Electronics Engineers)
Meskipun ada banyak acuan, untuk saat ini ISO atau International Standardization Organization adalah yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk menyamakan standar dari seluruh belahan dunia sehingga tercipta kesamaan persepsi dalam desain perancangan.
Apa Itu Standar ISO?
Terkait dengan poin sebelumnya, sekarang Anda akan mempelajari lebih lanjut mengenai ISO atau standar internasional. Organisasi ini resmi dibentuk pada Oktober 1946, menggantikan ISA (International National Standardizing Association) yang dibubarkan empat tahun sebelumnya. Tujuan penetapan standar ini adalah guna menyelaraskan persepsi di dunia teknik antarnegara di seluruh dunia.
Aturan Gambar Teknik Sesuai ISO
Standar ISO mengatur berbagai hal terkait desain perancangan, mulai dari dimensi, dimensi, pandangan, garis, dan masih banyak lagi. Aturan tersebut berlaku baik pada gambar konvensional maupun berbasis komputer. Berikut ini adalah beberapa gambaran umum terkait peraturan tersebut.
1. Aturan pembuatan garis
Pembuatan garis dalam desain perancangan harus diperhatikan sungguh-sungguh. Pasalnya, terdapat berbagai macam jenis seperti garis pengelasan, sumbu silinder, ulir, dan lain-lain. Selain itu, jenis atau karakter juga bermacam-macam, katakan saja zig zag, putus-putus, melengkung, lurus, kontinu, tipis, atau tebal.
Setiap jenis memiliki makna atau penafsiran berbeda-beda. Oleh karena itu, ketika membuat sketsa, pembuatan garis harus tegas agar tidak timbul miskomunikasi ketika dipahami oleh pihak lain. Sebagai contoh, dalam kategori ketebalan garis, skala proporsi harus menggunakan skala satu banding dua. Meski begitu, ISO pun telah menyatakan aturan tersendiri terkait dengan ketebalan tersebut.
2. Dimensi
Berikutnya adalah dimensi, yakni sebuah tanda ukuran sebuah benda. Dengan adanya dimensi, maka sebuah benda bisa dibuat menggunakan ukuran yang sesuai. Beberapa hal yang diatur ISO terkait dimensi adalah garis pusat, besaran sudut, tebal tipis garis dimensi, garis bantu, simbol, dan penjelasan bahan.
3. Penanda desimal
Penanda desimal dalam standar ISO adalah menggunakan tanda koma. Hal tersebut bisa dilihat pada contoh penulisan Pi, yakni 3,142. Hal tersebut berbeda dibandingkan penulisan sebelumnya yang masih menggunakan tanda titik yakni 3.142. Selain desimal, penulisan pemisah nol pada standar ini memakai spasi dan bukan titik, misalnya 1 000 000.
4. Toleransi
Terakhir adalah tentang toleransi atau perbedaan di antara dua nilai batas sebuah ukuran. Batas toleransi ini kerap dinyatakan sebagai deviation atau penyimpangan terhadap ukuran dasar. Dalam toleransi, ada beberapa hal perlu diperhatikan seperti ukuran dasar, daerah toleransi, dan penyimpangan.
Demikian pembahasan lengkap terkait acuan standar menggambar teknik desain perancangan, terutama sesuai aturan ISO. Dari penjelasan di atas, bisa dikatakan standardisasi sangat penting dilakukan khususnya untuk mencegah terjadinya multitafsir di berbagai negara.