Bahan bakar fosil merupakan salah satu bahan bakar yang mempunyai kandungan berupa hidrokarbon biologis. Dimana keberadaannya terjadi di dalam kerak bumi serta bisa digunakan sebagai sumber energi untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Keberadaan dari bahan bakar fosil inilah biasanya terdiri dari beberapa jenis seperti minyak bumi, batu bara hingga gas alam. Semua bahan itulah mempunyai kandungan karbon serta terbentuk dari proses geologi dimana akan bekerja pada sisa bahan organik dari proses fotosintesis.
Bahan bakar jenis inilah sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia termasuk juga sebagai sumber listrik. Untuk memahami lebih jauh mengenai energi tersebut, maka Anda perlu menyimak ulasannya dibawah ini.
Pengertian Bahan Bakar Fosil
Energi fosil adalah energi yang berasal dari tumbuhan ataupun hewan dimana telah membusuk sejak jutaan tahun lalu. Tetapi beberapa pihak juga menyebutkan bahwa bahan bakar tersebut meliputi gas alam, minyak mentah dan batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan ataupun hewan.
Dimana sisa hewan dan tumbuhan tersebut berasal dari jutaan tahun lalu. Oleh sebab itulah bahan bakar tersebut biasanya lebih mudah ditemukan di kerak bumi dibandingkan di permukaan. Selain itu, jenis bahan bakar tersebut juga mempunyai konsentrasi karbon dan hidrogen cukup tinggi.
Karena kandungan itulah membuatnya dapat diolah menjadi produk energi. Beberapa komponen tersebut biasanya dapat ditemukan pada endapan batu sedimen. Perlu diingat juga bahwa bahan bakar fosil sendiri tergolong sebagai bahan bakar tidak terbarukan.
Proses Pembentukannya
Setelah memahami apa itu bahan bakar fosil, berikutnya Anda juga perlu memahami bagaimana proses pembentukannya tersebut. Terbentuknya energi inilah ternyata melewati proses deformasi tanpa udara atau dikenal dengan anaerobic.
Di dalam proses inilah nantinya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam kurun waktu jutaan tahun. Setelah itu, jenis bahan bakar fosil akan berubah menjadi senyawa hydrocarbon. Karena proses yang memakan waktu hingga jutaan tahun itulah membuatnya dikenal dengan sebutan bahan bakar fosil.
Semakin lama proses deformasi tersebut terjadi, maka akan mengakibatkan kualitas dari bahan bakar juga akan semakin tinggi. Biasanya akan ditandai dengan tingginya kadar karbon sekaligus menurunkan kadar air.
Adapun produk yang dihasilkan dari proses deformasi tersebut dibagi menjadi beberapa bentuk seperti pada, cair dan gas. Agar bisa menjadi energi, maka harus melewati proses pembakaran terlebih dahulu dimana menggunakan bantuan oksigen dari udara.
Dari pembakaran itulah akan menghasilkan panas agar bisa memproduksi uap. Dengan begitu dapat menggerakkan sebuah generator yang akan mendistribusikan listrik. Selain untuk sumber energi listrik, juga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti penggerak transportasi hingga proses industri.
Tetapi sayangnya adanya proses pembakaran fosil itulah justru akan membawa dampak negatif yakni perubahan iklim serta bisa mengganggu kelestarian alam dan kesehatan manusia. Hal tersebut karena karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer akan terakumulasi sehingga menyebabkan dampak tidak baik.
Jenis-Jenis Bahan Bakar Fosil
Karena energi fosil berasal dari sisa hewan dan tumbuhan, maka menyebabkan terdapat beberapa jenis yang berbeda. Setiap jenis energi inilah juga memiliki karakter yang berbeda-beda dan bisa digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan nantinya.
Berikut ini beberapa jenis bahan bakar fosil yang perlu diketahui.
Minyak Bumi
Jenis energi bahan bakar ini yang pertama adanya minyak bumi dimana merupakan campuran berbagai hidrokarbon seperti senyawa naphtena, parafin, aromatik serta olefin. Cairan kental inilah terbentuk dari sisa-sisa organik yang terperangkap di dalam lapisan batuan bawah tanah selama berjuta-juta tahun lalu.
Dalam prosesnya, minyak bumi nantinya akan diekstrak di dalam sumur minyak dengan memanfaatkan teknologi bor. Setelah proses ekstraksi itulah, minyak bumi tersebut akan diolah di kilang minyak untuk mendapatkan produk sesuai keinginan.
Beberapa produk minyak bumi tersebut diantaranya adalah solar, bensin ataupun minyak bakar. Tetapi penggunaan minyak bumi paling utama adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor seperti bensin.
Batu Bara
Batu bara termasuk bahan bakar fosil berikutnya. Sama seperti dengan sebelumnya, dimana proses terbentuknya berasal dari sisa tumbuhan purba yang telah terkompresi dan terdekomposisi dalam waktu jutaan tahun.
proses pembentukan dari batu bara dibagi menjadi dua yakni batu bara muda dan tua. Semakin lama umur dari batuan tersebut ternyata juga akan membuat kualitasnya juga akan semakin meningkat sebagai bahan bakar.
Batu bara inilah terdiri dari beberapa elemen penting seperti nitrogen, belerang, karbon, hidrogen serta oksigen. Penggunaannya paling umum dari batu bara adalah sebagai sumber energi untuk menggerakkan listrik.
Tidak hanya digunakan dalam dunia pembangkit listrik saja, tetapi batu bara juga digunakan untuk industri berat seperti proses pembuatan baja dan proses kimia.
Gas Alam
Jenis energi fosil berikutnya adalah gas alam dimana mempunyai kandungan utama metana (CH4). Selain itu, juga mempunyai kandungan lainnya yakni berupa propana, etana serta butana. Gas alam sendiri terbentuk melalui proses sama seperti minyak bumi, namun pada suhu sekaligus tekanan berbeda.
Biasanya keberadaan dari gas alam dapat ditemukan di permukaan bumi ataupun terperangkap dalam formasi batuan. Dibandingkan dengan jenis sebelumnya, maka hasil fosil inipun jauh lebih bersih sehingga banyak diaplikasikan untuk berbagai hal.
Gas inilah biasanya sering diaplikasikan ke dalam alat elektronik seperti kompor gas, AC, pemanas air dan lainnya. Selain itu, penggunaannya juga bisa lebih luas dalam bidang pembangkit listrik agar bisa menghasilkan energi listrik.
Kelebihan Bahan Bakar Fosil
Keberadaan dari energi fosil inilah ternyata juga mempunya sejumlah kelebihan yang ditawarkan. Misalnya saja adalah keberadaan energi tersebut dapat diandalkan. Terlebih lagi ladang batu barat sekaligus minyak gas juga mudah ditemukan baik di Indonesia ataupun luar negeri.
Tak hanya itu saja, keberadaannya juga dapat bermanfaat untuk produk samping seperti plastik. Walaupun memang plastik menjadi salah satu masalah utama karena proses penguraiannya lama, tetapi tanpa bahan bakar fosil ternyata plastik tidak akan pernah bisa ditemukan di dunia.
Dampak Negatif dari Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Walaupun energi bahan bakar fosil tersebut menawarkan kelebihan tetapi juga terdapat sejumlah dampak negatif dari proses pembakarannya tersebut. Beberapa dampak negatif yang dihasilkan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Bisa Mengakibatkan Pemanasan Global
Karena menghasilkan karbondioksida dalam jumlah besar ketika dibakar, maka tidak heran apabila bisa menyebabkan pemanasan global. Bahkan bukan tidak mungkin apabila perubahan iklim tidak bisa dihindari.
Laut Menjadi Asam
Selain itu, proses pembakaran itulah ternyata juga akan menyebabkan lautan menjadi lebih asam. Pengasaman laut itulah jelas akan menyebabkan dampak negatif bagi penduduk pesisir dan memperlambat proses pertumbuhan hewan.
Dapat Menyebabkan Polusi Udara
Dampak negatif lainnya dari pembakaran tersebut adalah dapat mengakibatkan adanya polusi udara. Apabila polusi tersebut dibiarkan, maka lama kelamaan akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan.
keberadaan dari bahan bakar inilah ternyata masih menjadi sumber energi utama bagi banyak industri dan manufaktur. Walaupun demikian, bahan bakar fosil ternyata akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan seperti menyebabkan polusi udara hingga meningkatkan pemanasan global.