Tugas PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)
Penelitian Sistem Pola Tanam Padi Jajar Legowo Pada Hasil Produktivitas Beras
Disusun Oleh:
Nama ://
NIM : //
Regu :
D3 teknik mesin
Teknik mesin
POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN 2018
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan 3
1.1 Latar belakang 3
2.1 Rumusan masalah 4
3.1 Tujuan 4
4.1 Manfaat 4
Bab II Tinjauan Pustaka 5
2.1 Pengertian Jajar Legowo 5
2.2 Prinsip Jajrar Legowo 6
2.3 Keuntungan Jajar Legowo 7
Bab III Metode Penelitian 9
3.1 Tahapan Penelitian 9
3.2 Pengumpulan Data 10
3.3 Penyimpulan Hasil Penelitian 11
Bab IV Pembahasan Masalah 12
4.1 Pembahasan Masalah Hasil Penelitian 12
Bab V Penutup 13
5.1 Kesimpulan 13
5.2 Saran 13
Daftar Pustaka 14
BAB I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi (oryza sativa) merupakan komoditas pangan utama bagi sebagian besar penduduk masya rakat Asia, terutama Indonesia. Semakin meningkatnya kebutuhan beras di Indonesia maka semakin luas lahan pertanian yang di bututuh kan untuk menanam padai . akan tetapi jumlah produktivitas padi pada tahun – tahun ini itu sangat lah menurun drastis .penurunan jumlah padi di karenakan di Indonesia sudah melandai penurunan jumlah areal untuk penanaman padi dan bukan hanya itu kendala lainnya adalah sulitnya pengendalian hama penyakit yang di karenakan oleh iklim makro yang tercipta di antara penanaman padi . dalam hal ini di butuh teknologi cara pola tanam padi yang inovatif , agar dapat menambah produktivitas jumlah padi sekaligus pengendalian hama penyakit yang mengganggu tanaman padi .
Dengan hal ini ada cara tanam padi jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem tanam tegel yang telah berkembang di masyarakat yaitu Istilah legowo yang diambil dari Bahasa Jawa, Banyumas, terdiri atas kata lego dan dowo; lego berarti luas dan dowo berarti memanjang. Dengan cara tanam jajar legowo, kelompok-kelompok barisan tanaman padi dipisahkan oleh suatu lorong yang luas dan memanjang. Bila jarak antar baris tanaman padi umumnya adalah 20 hingga 25 cm, lorong yang memisahkan antar kelompok barisan mencapai 40 cm hingga 60 cm, tergantung kesuburan tanah dan keragaan varietas padi yang ditanam. Tanah yang subur memilki lorong yang lebih sempit sedangkan keragaan varietas yang berdaun lebat dan tinggi perlu lorong yang lebih luas ( Kabar Pertanian, 2012 ).
Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir) ( Kabar Pertanian, 2012 ).
Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir) ( Kabar Pertanian, 2012 ).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah salah satu cara sistem jajar legowo dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada padi sawah?
1. Apakah salah satu cara sistem jajar legowo dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada padi sawah?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah sistem tanam jajar legowo dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada padi sawah.
2. Untuk mengetahui apakah jarak tanam yang berbeda pada sistem tanam jajar legowo dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada padi sawah.
1. Untuk mengetahui apakah sistem tanam jajar legowo dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada padi sawah.
2. Untuk mengetahui apakah jarak tanam yang berbeda pada sistem tanam jajar legowo dapat memberikan pertumbuhan dan produksi terbaik pada padi sawah.
1.4 Manfaat
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Sebagai bahan informasi dan masukan dalam budidaya tanaman padi dengan sistem jajar Legowo
2. Diharapkan dapat ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan dalam lingkup yang lebih luas.
3. Sebagai bahan informasi tentang pertumbuhan padi dengan menggunakan sistem jajar Legowo
1. Sebagai bahan informasi dan masukan dalam budidaya tanaman padi dengan sistem jajar Legowo
2. Diharapkan dapat ditindaklanjuti pada penelitian lanjutan dalam lingkup yang lebih luas.
3. Sebagai bahan informasi tentang pertumbuhan padi dengan menggunakan sistem jajar Legowo
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN JAJAR LEGOWO
Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong.
Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo maka disebut legowo 2:1, sementara jika empat baris tanam per unit legowo disebut legowo 4:1, dan seterusnya.
Pada awalnya tanam jajar legowo umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit, atau kemungkinan terjadinya keracunan besi. Jarak tanam dua baris terpinggir pada tiap unit legowo lebih rapat dari pada baris yang ditengah (setengah jarak tanam baris yang di tengah), dengan maksud untuk mengkompensasi populasi tanaman pada baris yang dikosongkan. Pada baris kosong, di antara unit legowo, dapat dibuat parit dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda).
Sistem tanam legowo kemudian berkembang untuk mendapatkan hasil panen yang lebih tinggi dibanding sistem tegel melalui penambahan populasi. Selain itu juga mempermudah pada saat pengendalian hama, penyakit, gulma, dan juga pada saat pemupukan.
Pada penerapannya, perlu diperhatikan tingkat kesuburan tanah pada areal yang akan ditanami. Jika tergolong subur, maka disarankan untuk menerapkan pola tanaman sisipan hanya pada baris pinggir (legowo tipe 2). Hal ini dilakukan untuk mencegah kerebahan tanaman akibat serapan hara yang tinggi. Sedangkan pada areal yang kurang subur, maka tanaman sisipan dapat dilakukan pada seluruh barisan tanaman, baik baris pinggir maupun tengah (legowo tipe 1). Saat ini, sistem logowo sudah mulai banyak di adopsi oleh petani di Indonesia. Banyak petani yang sudah merasakan manfaat dan keuntungannya dengan menggunakan teknik tersebut. Dengan sistem tanam legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan yang pada gilirannya diperoleh peningkatan hasil gabah. .
2.2 PRINSIP TANAM JAJAR LEGOWO
Sistem legowo adalah suatu rekayasa teknologi untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Penerapan Jajar Legowo selain meningkatkan populasi pertanaman, juga mampu menambah kelancaran sirkulasi sinar matahari dan udara disekeliling tanaman pingir sehingga tanaman dapat berfotosintesa lebih baik.
Selain itu, tanaman yang berada di pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.
Penerapan sistem tanam legowo disarankan menggunakan jarak tanam (25×25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis (25×12,5×50) cm. Hindarkan penggunaan jarak tanam yang sangat rapat, misalnya (20×20) cm, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit. Dalam buku ini, dibatasi pada penerapan sistem tanam legowo 2:1 dan 4:1 baik untuk tipe 1 maupun tipe 2.
1. Legowo 2:1
Sistem tanam legowo 2:1 akan menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta akan meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel (25×25) cm yang hanya 160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.
2. Legowo 4:1
Tipe 1
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25×25)cm.
Tipe 2
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 192.712 ± 4260 rumpun/ha dengan persentase peningkatan hanya sebesar 20,44% dibanding pola tegel (25×25)cm. Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan
2.3 KEUNTUNGAN JAJAR LEGOWO
Menurut Sembiring (2001), sistem tanam legowo merupakan salah satu komponen PTT pada padi sawah yang apabila dibandingkan dengan sistem tanam lainnya memiliki keuntungan sebagai berikut:
Terdapat ruang terbuka yang lebih lebar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman.
1. Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani dalam pengelolaan usahataninya seperti: pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Disamping itu juga lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus.
2. Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
3. Sistem tanaman berbaris ini juga berpeluang bagi pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek (kombinasi padi, ikan, dan bebek).
4. Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun mamaju desa punggulahi timur Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan agustus sampai dengan November tahun 2014
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun mamaju desa punggulahi timur Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan agustus sampai dengan November tahun 2014
B. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Ciguelis, dan pupuk Urea, SP-36, ZA, pestisida.
Alat yang digunakan ialah cangkul, gembor, tali rafia, bambu, seng, cat, sabit, alat perontok, kantong plastik, meteran, timbangan digital, dll.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan system pola tanam padi system jajar legowo
pelaksanaan Penelitian
1 Persiapan Lahan
Lahan dibajak dengan menggunakan traktor, kemudian tanah digaru dan dibersihkan dari sisa-sisa gulma dan diratakan dengan garu, lalu digenangi air selama 10 hari. Setelah itu membuat drainase di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air
2 Persiapan Benih
Benih diseleksi dengan direndamkan dalam air bersih selama 24 jam, benih yang tenggelam di pakai dan benih yang mengapung dibuang. Kemudian ditiriskan dan diperam selama 2 hari dengan cara memasukkan dalam karung untuk proses perkecambahan.
Benih diseleksi dengan direndamkan dalam air bersih selama 24 jam, benih yang tenggelam di pakai dan benih yang mengapung dibuang. Kemudian ditiriskan dan diperam selama 2 hari dengan cara memasukkan dalam karung untuk proses perkecambahan.
3 Membuat Persemaian
Persemaian dilakukan di lahan sawah dengan cara diTracktor kemudian tanah digaru dan dibersihkan dari sisa-sisa gulma yang ada, setelah itu tanah diratakan lalu diberi air kemudian ditaburi benih dengan ukuran 2x2m.
Persemaian dilakukan di lahan sawah dengan cara diTracktor kemudian tanah digaru dan dibersihkan dari sisa-sisa gulma yang ada, setelah itu tanah diratakan lalu diberi air kemudian ditaburi benih dengan ukuran 2x2m.
4 Penanaman
Pemindahan bibit kelahan setelah mencapai umur 17-21 hari setelah tanam. Kondisi air pada saat tanam adalah macak-macak (kondisi tanah yang basah tetapi tidak tergenang). Pada system TAPIN biasanya, 2-3 bibit per lubang tanam. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 3 cm dengan jarak tanam 20 dan 25 cm.
Pemindahan bibit kelahan setelah mencapai umur 17-21 hari setelah tanam. Kondisi air pada saat tanam adalah macak-macak (kondisi tanah yang basah tetapi tidak tergenang). Pada system TAPIN biasanya, 2-3 bibit per lubang tanam. Selain itu, bibit ditanam dangkal, yaitu pada kedalaman 3 cm dengan jarak tanam 20 dan 25 cm.
5 Pemeliharaan tanaman
Proses pemeliharan tanaman dilakukan bisa di mulai dari 5 hari setelah melakuakn proses penanaman atau pemindahan bibit padi ke lahan sawah
3.2 Teknik Pengumpulan Data
1. setelah proses penanaman atau pemindahan bibit padi kelahan maka dari itu kita harus tetap mengontrol konsi air pada lahan pertanian
2. jika padi sudah berumur 1 minggu maka kita sudah harus memulai pengendalian gulama pada lahan pertanian dan pengendalian ini di lakukan secara 2 kali dengan menggunakan pestisida
3. setalah padi berumur 15 – 28 hari padi sudah harus di berikan pupuk awal dengan menggunakan pupuk urea sesuai dengan dosis yang sudah di tentukan
4. proses pemupukan kedua di mulai padi sudah berumur 40 – 58 hari setalah tanam
5. proses penyemprot atau penanggulangan hama di mulai setelah daun padi terlihat tidk sehat atau sudah terserang hama dan proses pengendalian hama ini di lakukan sampai 2 – 3 kali jika pada terserang hama
6. padi sudah boleh di panen jika sudah berumur 90 hari
3.3 Penyimpulan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang saya lakukan maka dapat saya simpulkan bahwa system pola tanam pasi logowo 4 : 1 ini juga perlu pemeliharaan yang sesuai agar dapat mendapat hasil produktivitas padi yang sangat baik dan sangat memuaskan
BAB IV.
PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Pembahasan Masalah
System pola tanam logowo merupakan salah satu bentuk rekayasa teknologi intuk mengoptimalkan produktivitas tanaman padi dengan pengaturan populasi sehingga tanaman mendapat ruang tumbuh dan sinar matahari yang optimum.oleh sebab itu peningkatan jumlah populasi tanaman dan intensitas cahaya yang optimum juga mempengaruhi jumlah hasil gabah. Pada system pola tanam logowo ini bisa mencapai hasil yang tinggi di bandingkan dengan sitem pola tanam tegel (25×25)cm, hal itu di karenakan pada sitem pola tanam logowo ini jumlah anakan pada padi dapat meningkat karea mendapat ruang yang cukup untuk tumbuh dan intensitas cahaya pun tidak kalah pada system pola tanam logowo ini itu lah yang menyebabkan hasil gabah pada tanaman logowo ini jadi lebih tinggi
Contohnya : Laporan hasil penerapan sistem jajar Legowo di Dusun mamuju Desa punggulahi pada sawah irigasi teknis menunjukkan hasil gabah kering mencapai 8,50 t/ha lebih tinggi disbanding sistem tegel 6,36 t/ha. Penerimaan usahatani padi sistem Legowo mencapai Rp 2.022.850/ha/musim, sedangkan pada sistem tegel sebesar Rp. 1.280.300 (Hamdani et al., 1996)
BAB V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jika semua para petani di Indonesia menggunakan system pola tanam jajar legowo maka populasi tanaman dan anakan padi pun juga akan meningkat maka dari itu jumlah gabah yang di hasil kan juga pasti akan meningkat jumlahnya dan produktivitas beras di Indonesia juga pasti tidak akan mengalami penurunan secara drastic lagi karena semua sudah menggunakan system pola tanam jajar legowo yang mmng terbukti hasilnya .
5.2 Saran
Sebaiknya semua petani di Indonesia menggunakan rekayasa teknologi pola tanam padi jajar legowo ini agar produktivitas jumlah beras di Indonesia juga tetap terjaga dan meningkat
Daftar Pustaka
.
Sembiring H. 2001. Komoditas Unggulan Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian. Sumatera Utara. 58 p.
Hamdani M., Wahab, A, M. Azis,dan O Suherman. 1996. Usahatani sistim legowo dan tandur jajar di areal SUTPA kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Prosiding seminar regional pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi: buku 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kendari.
Kabar pertanian, 2012. Tanam Padi dengan Jajar Tanam Legowo
Posted Oct.26, 2012 under Kabar Pertanian
Posted Oct.26, 2012 under Kabar Pertanian