Pada dasarnya cara kerja baling-baling helikopter yang dapat berputar kencang tak ubahnya seperti cara kerja propeler pesawat terbang biasa.
Dimana baling-baling dapat berputar kencang karena daya kerja mesin pada pesawat atau helikopter
Perbedaan utama baling-baling pesawat dan helikopter adalah :
Pada baling-baling pesawat biasa, bilah-bilah propeler tidak memiliki poros pengendali sehingga baling-baling hanya berputar statik.
Adapun pada baling-baling helikopter , bilah-bilah propeler memiliki poros pengendali, sehingga baling-baling helikopter selain perputar kencang juga dapat diatur sehingga baling-baling helikopter dapat berputar secara dinamis.
Bersifat dinamis karena
- Sudut elevasi baling-baling helikopter dapat dirubah oleh pilot untuk mengendalikan arah gerakan pesawat
- Sudut kemiringan bilah baling-baling pun dapat diatur sudut elevasinya sehingga bisa mengatur kekuatan daya angkat helikopter.
Adapun mekanisme kunci agar baling-baling helikopter bisa bergerak dinamis maka poros penggerak dan poros pengendali pada baling baling pada helikopter sebenarnya merupakan dua mekanisme yang terpisah, dimana keduanya dihubungkan dengan bantuan sebuah piring penghubung berbentuk seperti dua piringan kopling yang menyatu yang disebut (Swashplate).
Struktur lengkap sebuah baling-baling helikopter
Dengan adanya swashplate tersebut, maka Control Rod (batang pengendali) dapat bekerja mengatur sudut baling-baling maupun sudut bilah baling-baling, tanpa harus ikut terpelintir akibat gerakan putaran baling-baling.
Sebuah temuan mekanisme yang terpikirkan dengan sangat cerdik, namun pernah membuat pak Galileo pusing dengan konsep temuan awal helikopternya.
Semoga tulisan ini memberikan gambaran yang jelas tentang cara kerja baling-baling helikopter.