Saat rangkaian diatas diberikan udara bertekanan, udara akan masuk ke sambungan bertenaga (P). Lalu udara bertekanan dialirkan ke katup kontrol arah 3/2. Karena menggunakan katup kontrol arah 3/2 normally close maka saat udara bertekanan masuk ke katup kontrol arah, saluran 1 dan 2 tidak terhubung sehinggan udara bertekanan tidak bisa mengalir.
Pada saat katup kontrol arah 3/2 ditekan, saluran 1 dan 2 akan terhubung sehingga udara bertekanan akan mengalir ke saluran A, lalu udaara bertekanan akan masuk ke saluran 1 pada katup 3/2 roll (B0). Karena piston memberikan perintah mekanik ke katup 3/2 B0, maka saluran 1 dan 2 terhubung kemudian katup 3/2 B0 memberikan perintah pneumatik ke katup 5/2 A kiri, setelah itu saluraan 1 dan 4 terhubung sehingga udara bertekanan dari saluran 4 mengalir ke double acting cylinder A dan mendorong piston bergerak maju.
Saat piston A bergerak kedepan, piston A memberikan perintaah mekanik ke katup 3/2 roll A1, sehingga saluran 1 dan 2 terhubung, lalu katuo 3/2 roll A1 memberikan perintah pneumatik ke katup 5/2 B yang menyebabkan saluran 1 dan 4 terhubungsehingg udara bertekan mengalir dari saluran 4 kemudian mengalir ke double acting cylinder B dan menggerakan piston ke depan.
Saat piston B terdorong kedepan, piston B akan memberikan perintah mekanik ke katup 3/2 roll B1, sehingga saluran 1 dan 2 terhubung, lalukatup 3/2 roll akan memberikan perintah pneumatik ke katup 5/2 A, yang menyebabkan saluran 1 dan 4 terputus dan saluran 1 dan 2 terhubung sehingga udara bertekanan mengalir dari saluran 2 ke double acting cylinder A sehingga menggerkan piston ke belakang.
Saat piston A bergerak ke belakang, piston A akan memberikan perintah mekanik ke katup 3/2 roll A0. Sehingga saluran 1 dan 2 terhubung, lalu katup 3/2 roll A0 memberikan perintah pneumatik ke katup 5/2 B yang menyebabkan saluran 1 dan 4 terputus dan saluran 1 daan 2 terhubung, sehingga udara bertekanan akan mengalir dari saluran 2 kemudian mengalir ke double acting cylinder B dan menggerakan piston B ke belakang.
Saat katup 3/2 terus ditekan, maka piston akan terus bergerak maju dan mundur karena piston mendapatkan power sehingga memberikan perintah mekanik ke katup 3/2 roll A0, A1, B0, B1 lalu katup 3/2 roll A0, A1, B0, B1 secara bergiliran meemberikan perintah pneumatik ke katup 5/2 A dan B, pada saat katup 3/2 maka piston akan berhenti bergerak karena tidak lagi mendapat udara bertekanan.
Artikel Pneumatik Lainnya : 1. Kelebihan dan kekurangan sistem pneumatik