ILMU TEKNIK : MACAM-MACAM BAHAN PENUTUP ATAP

Diposting pada
1. Genteng Metal

 ILMU TEKNIK - ATAP METAL
Genteng metal terbuat dari baja lapis ringan / Zincalume steel yagn merupakan perpaduan  43,5 % seng, 55 % alumunium, dan 1,5 % silikon. Berbentuk lembaran yang bergelombang, genteng ini juga dikenal dengan sebutan baja gelombang.
Dari segi berat, genteng metal yang berupa lembaran ini mempunyai berat yang jauh lebih ringan dibanding genteng keramik atau beton, yaitu sekitar 1/ 10 nya.

2. Asbes


Asbes merupakan bahan material berupa serat yang banyak menghisap panas dan sedikit merefleksikan sinar matahari. Alhasil, ruang di bawahnya cenderung panas. Untuk rumah tinggal, material ini tidak banyak dipilih dan kurang baik. Namun ada juga sebagian dari kita yang masih menggunakannya. Untuk penutup atap, terdapat 2 jenis asbes bergelombang yang bisa digunakan. Yang kedua punya sudut 60o, bisa digunakan untuk pabrik. Upaya untuk mengurangi terhirupnya debu dan serat pembentuk asbes adalah penggunaan plafon pada ruang. Selain itu, anda harus mengganti asbes dalam kurun waktu 5 tahun,meski belum rusak.


3. Genteng Aspal


Material penutup atap ini dikenal juga dengan sebutan bitumen. Walaupun namanya genteng aspal, tidak sepenuhnya penutup atap yang satu ini terbuat dari aspal. Bahan pembuatnya terdiri atas bubuk kertas, serat organik, resin, serta aspal. Dalam hal ini aspal dipilih sebagai bahan water proofing yang membuat genteng ini lebih tahan kebocoran.

4. Genteng Terekota atau Tanah Liat


Genteng Terekota terbuat dari tanah liat. Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, yaitu tanah liat dipadatkan, dibentuk,dan kemudian di bakar. Metode yang sangat sederhana ini juga dilakukan dalam pembuatan batu bata. Setelah melalui proses pembakaran, genteng kemudian dikeringkan di bawah sinar matahar.  Karena proses pembuatannya manual, apalagi tidak ada aturan baku mengenai suhu pembakaran dan tingkat pengeringan, warna genteng yang dihasilkan biasanya beragam, dari gradasi orange muda hingga orange kehitaman.

5.Genteng Keramik


Jenis genteng lain yang juga sering digunakan adalah genteng keramik. Bentuk,warna dan aksesoris pendukungnya amat beragam, mengikuti cenderung tren bangunan. Tak heran jika genteng keramik menjadi pilihan saat genteng tradisional mulai sulit ditemukan.

Sesuai namanya genteng keramik terbuat dari keramik yang berbahan dasar tanah liat. Yang menbedakan genteng keramik dengan genteng tanah liat adalah proses pembuatannya telah dipabrikasi.
Hal lain yang membedakannya dengan genteng terakota adalah genteng keramik mengalami proses finishing glazur. Dengan demikian, lapisan teratasnya lebih licin dan mengkilap. Genteng ini dapat dipasang pada rangka atap yang terbuat dari kayu maupun beton.
6.      Genteng Beton

`Genteng beton hadir dalam model rata yang dinamakan genteng flat atau datar. Genteng ini sangat cocok diterapkan pada bangunan bergaya minimalis. Kelebihan lain dari genteng ini adalah warna yang bervariasi. Bahkan perkembangan terbaru memungkinkan genteng beton hadir dalam dua warna yang berbeda dalam satu genteng (duotone).

Genteng beton memang lebih berat dibandingkan genteng keramik maupun genteng tanah liat, bisa mencapai 4 – 4,2 kg / keeping. Selain itu, genteng beton juga bukan bahan pemantul yang baik sehingga panas matahari malah terserap. Akibatnya ruang di bawah atap terasa panas. Namun, jika dilihat dari segi biaya, penggunaan genteng beton lebih hemat dibandingkan penggunaan genteng lain.
7.      Genteng Fiber

Bahan fiber mulai menjadi pilihan karena bebas asbes dan terbuat dari campuran semen, bahan penguat, serta serat mineral fiber. Campuran bahan – bahan tersebut menghasilkan bahan sekeras beton.

Bahan semen fiber berbentuk lembaran, digunakan sebagai bahan konstruksi dinding, pelapis plafond, dan penutup atap. Atap semen fiber yang dipasarkan di Indonesia terdiri atas dua jenis, yaitu tipe gelombang dan rata. Rata – rata perlembarnya berukuran panjang 1,5 m sampai 4 m dengan lebar 1 m.
8.      Sirap

Sirap adalah merupakan kayu keras yang dibuat menjadi lembaran – lembaran tipis. Kayu ini banyak ditemukan di hutan – hutan di pelosok Kalimantan. Bahan  material ini yang tergolong ringan ini disusun menjadi satu sampai menghasilkan bentuk yang artistik dan indah.Sirap memang tergolong isolasi panas yang baik. Tak mengherankan jika ia bisa membuat ruang – ruang di bawahnya terasa lebih sejuk

9.        Alang – Alang

Meski tergolong bahan tradisional, rupanya bahan ini masih mencuri minat masyarakat luas. Memang, atap alang – alang biasanya digunakan untuk vila dan gazebo. Namun, banyak juga atap rumah yang menggunakan bahan ini. Buktinya, bahan penutup atap yang satu ini sering digunakan di Bali dan  Indonesia bagian timur.

Alang – alang dikenal juga dengan sebutan ilalang, merupakan tumbuhan berdaun tajam . Setelah dikeringkan, alang – alang lalu diikat menjado satu, sehingga siap digunakan sebagai bahan penutup atap. Semakin tua umurnya, semakin bagus untuk dijadikan bahan atap.
Dipasang dengan cara diikat (dengan akar pandan atau ijuk) pada kaso bambu, atau dengan paku pada kaso kayu. Untuk menghindari air masuk ke sela – sela nya, bahan ini harus di susun secara rapat dan dibuat dengan sudut kemiringan curam (40 derajat).