ILMU TEKNIK : PERHITUNGAN BEBAN PENDINGINAN DALAM SUATU SISTEM PENDINGIN

Diposting pada
Guna menyederhanakan perhitungan, beban pendingin itu dibagi dalam beberapa macam beban panas tergantung dari asalnya panas itu bersumber. Setelah didapatkan beban panas/tiap surnber baru dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah total beban pendinginan yang harus diatasi oleh mesin pendingin. Untuk sistem pendinginan komersial jumlah beban pendinginan dibagi atas 4 kelompok beban panas secara terpisah, seperti berikut: 

1. Beban Panas dari Dinding (The Wall Gain Load) 

Walaupun dinding bagian dalam diisolasi, tetapi karena tak ada isolasi yang sempurna, maka tetap terjadi perpindahan kalor dari panas ke dingin. Pada setiap sistem pendinginan pasti terjadi beban panas melalui dinding dan merupakan salah satu bagian dari dari beban pendinginan. Tetapi untuk sistem penyejuk (chiler) biasanya beban melalui dinding dianggap tidak ada, sebab luas dinding bagian chiller kecil dan terisolasi dengan baik sehingga bocoran panas melalui dinding demikian kecil bandingkan beban pendinginan secara total. Sebaliknya untuk sistem pengondisian udara untuk perumahan, komersial, untuk ruangan-ruangan penyimpanan (cold-storage) justru beban panas melalui dinding merupakan bagian beban yang paling besar. 

2. Beban Panas dari Pertukaran Udara (The Air Change Load) 

Pada saat Pintu ruangan yang dikondisikan terbuka, udara panas dari luar akan masuk menggantikan sebagian udara dingin yang ada di dalam ruangan. Tentunya hal ini akan memengaruhi temperatur udara dalam ruangan pendingin. Panas dari udara ini akan merupakan bagian dari beban pendinginan. Pemakaian, beban panas udara ini tidak merupakan beban yang harus diperhitungkan. Seperti misalnya untuk pendinginan cairan (liquid chiller) mana tidak ada pintu atau lubang haluan lainnya yang menyebabkan mengalirnya beban panas. Sebaliknya sistem udara beban panas udară ini mesti diperhitungkan. Udara itu dapat masuk ke ruangan melalui celah-celah jendela, Pintu atau bocoran lainnya atau disengaja dialirkan masuk (tentu dalam batas tertentu) untuk ventilasi. Jika jumlah penghuni suatu ruangan yang dikondisikan cukup banyak tentu udara segar (fresh air) yang harus dimasukkan banyak pula, sehingga sering kali beban panas dari udara ini menjadi bagian terbesar dari beban pendinginan total. 
Pada bidang pengondisian udara (AC) udara segar itu disebut beban infiltrasi atau beban ventilasi. Disebut beban ventilasi kalau udara segar yang sengaja dimasukkan untuk maksud ventilasi saja, untuk menggantikan udara yang telah kurang oksigennya dengan udara segar. Sedangkan beban infiltrasi, jika udara segar yang masuk itu merupakan udara infiltrasi yang masuk melalui celah-celah pintu, jendela dan bagian lain dari rumah atau ruangan. Pada setiap sistem pengondisian udara akan terdapat salah satu dari beban udara, ventilasi atau infiltrasi, tetapi tidak kedua-duanya. Pada setiap pendinginan untuk komersial, pintu-pintu dan celah-celah diberi perapat (seal) yang baik, sehingga kalaupun ada kebocoran hanya dalam jumlah yang kecil. Dengan demikian pada sistem pendinginan untuk komercial yang harus diperhitungkan adalah beban panas dari udara yang masuk saat Pintu terbuka. 

3. Beban Panas dari Produk 

Panas dari produk yang didinginkan sampai dapat mencapai temperatur kamar pendingin merupakan beban yang harus ditanggulangi mesin pendingin. Macam-macam produk dapat didinginkan misalnya bahan makanan danjuga elektroda las, betonan, plastik, karet dan segala jenis cairan. Bila suatu ruangan didinginkan untuk maksud sebagai ruangan penyimpanan (cold storage), biasanya produk itu didinginkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam ruangan penyimpanan, sehingga dengan demikian beban panas dari produk tidak jadi masalah lagi. Tetapi seandainya produk yang disimpan itu bertemperatu rdi atas temperatur ruangan pendingin,tentu saja produk itu mengeluarkan sejumlah panas yang menjadi bagian dari beban pendinginan total. Ada juga produk yang dimasukkan bertemperatur di bawah temperatur ruangan pendingin, dengan demikian sudah mengurangi beban pendinginan total. Seperti misalnya es krim, es krim dibekukan pada temperatur antara 0°sampai 10°F, tetapi disimpan pada temperatur 10°Fpada kasus ini justru produklah yang menyerap panas dari udara di ruangan penyimpanannya. 
Beban panas produk merupakan bagian dari beban pendinginan total, hanya pada saat penurunan temperatur produk ke temperatur ruangan penyimpanan. Setelah dicapai temperatur ruangan, tentu tidak da lagi beban produk. Satu hal yang dikecualikan adalah untuk produk buahbuahan dan sayur-sayuran yang tetap masih mengeluarkan sejumlah panas respirasi walaupun telah dicapai temperatur penyimpanannya. 
Ada 2 macam aplikasi pendinginan yaitu pendinginan sementara dan terus menerus. Pada sistem pendinginan terus menerus (chilling coolers) produk yang telah didinginkan sampai mencapai temperatur tertentu, setelah itu produk disimpan di ruangan penyimpanan dan coolers itu diisi lagi dengan produk baru. Dengan demikian beban produk tetap ada yang merupakan bagian terbesar dari beban pendinginan total. Contoh lainnya adalah pendinginan cairan ( liquid chilling). Sedangkan pada sistem pengondisian udara tidak ada beban yang terus menerus terjadi, di sini jumlah beban pendinginan total selalu berubah dari minimal ke maksimum atau sebaliknya, tergantung pada keadaan dan pemakaian. 

4. Beban panas dari alat-alat (beban tambahan) 

Selain berbagai beban di atas ada juga beban tambahan seperti misalnya pada saat ada beberapa pegawai/operator yang bekerja untuk selang waktu tertentu, juga adanya perlengkapan lain yang dipakai (lampu, kipas angin, dan lain lain). Pada sistem pendinginan komersial beban tambahan ini kecil jumlahnya, tetapi pada sistem pengondisian udara justru beşar jumlahnya. Beban panas dari manusia, peralatan, dianggap sebagai beban terpisah. Aplikasinya misalnya di gereja,gedung, bioskop, restoranı dan lain-lain.