Bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia elektronika tentu sudah tidak akan merasa asing dengan istilah impedansi. Hal ini juga berlaku bagi orang-orang yang berhubungan dengan dunia kelistrikan.
Bahkan ada juga rumus impedansi yang banyak diaplikasikan untuk ilmu fisika maupun matematika terkait. Secara singkat istilah ini dapat dijelaskan sebagai ukuran hambatan listrik yang ada pada sumber arus AC atau bolak-balik.
Selain itu, istilah ini juga bisa didefinisikan sebagai ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid. Seperti halnya komponen kelistrikan lainnya, komponen kelistrikan ini juga terdiri atas beberapa jenis.
Mengenal Apa Itu Impedansi
Dalam dunia elektronika dan kelistrikan ada begitu banyak istilah yang dikenal. Mulai dari solenoida, korsleting listrik, optocoupler dan masih banyak lagi yang lainnya. Nah, terdapat satu lagi istilah kelistrikan yang cukup populer dan mesti dipahami dengan baik.
Istilah ini dikenal dengan nama impedansi. Ini merupakan suatu kondisi dimana hambatan listrik yang dihasilkan dalam suatu rangkaian akan dilewati oleh arus bolak-balik AC. Jadi, nantinya cara kerja dari komponen kelistrikan ini sedikit mirip dengan hambatan yang terdapat dalam rangkaian arus searah.
Hanya saja yang membedakannya adalah bagaimana cara untuk menghitungnya sendiri. Dapat dikatakan bahwa perhitungan ini lebih rumit karena ada bagian nyata serta bagian imajiner yang ada di dalamnya. Maka dari itu, Anda harus lebih cermat dalam melakukan perhitungan.
Cara menghitung impedansi rangkaian, Anda harus memperhatikan bagian nyatanya yang terbentuk dari hambatan listrik. Sementara itu, untuk bagian imajinernya terbentuk dari suatu reaktansi. Reaktansi ini berasal dari suatu hambatan yang menjadi tempat lalu lalangnya arus kapasitif dan induktif.
Untuk menghitungnya, Anda sebaiknya mulai dengan membagi tegangan dalam suatu rangkaian dengan arusnya. Perlu diingat juga bahwa istilah kelistrikan ini dilambangkan dengan simbol Z serta diukur dengan satuan Ohm.
Seperti Apa Karakteristik Impedansi?
Perlu Anda ketahui bahwa istilah ini juga kerap disebut dengan hambatan dalam. Pada rangkaian hambatan dalam tersebut, nilainya akan berbanding secara terbalik. Kian besar nilai hambatan yang ada pada suatu rangkaian, maka kian besar pula tegangan yang akan dibutuhkan.
Begitupula sebaliknya. Tentunya Anda harus memahami hal ini dengan cermat sebelum melakukan perhitungan apapun. Nah, di samping itu penting juga untuk mengetahui seperti apa saja karaktersitik dari hambatan dalam seperti ini.
1. Keberlakuan
Hambatan dalam bukan hanya berlaku bagi arus bolak-balik saja. Lebih dari itu, hambatan dalam juga berlaku untuk jenis arus yang bersifat searah. Akan tetapi, Anda harus memahami bahwa hal ini berlaku hanya pada hambatan dalam fasa.
2. Tegangan
Tegangan yang terdapat pada hambatan dalam mempunyai arus yang terbilang lebih tinggi. Hal ini seringkali dikaitkan dengan aturan yang berlaku pada Hukum Kirchoff. Ini adalah hukum fisika yang ditemukan oleh fisikawan Kirchoff.
3. Bentuk Binominal
Guna menyatakan bagian yang bersifat nyata serta bagian yang bersifat imajiner, maka akan didefinisikan dalam bentuk binominal. Hal ini nantinya juga akan berkaitan dengan teori statistika serta probabilitas.
4. Simbol
Suatu hambatan dalam disimbolkan dengan huruf Z, dimana sewajarnya akan didefinisikan secara berbanding terbalik dengan simbol A (Admitansi). Hal ini penting dipahami, terutama ketika Anda ingin melakukan perhitungan hambatan dalam.
Jenis-Jenis Impedansi
Hambatan dalam maupun resistansi keduanya memiliki sifat yang sama yakni melawan arus listrik. Hanya saja resistandi lebih mengarah kepada upaya untuk melakukan pencegahan yang menghambat arus listrik di dalam rangkaian.
Struktur hambatan dalam pun sebetulnya jauh lebih kompleks ketimbang resistansi. Ada begitu banyak jenis-jenis hambatan dalam yang sebaiknya dipahami. Berikut merupakan beberapa contoh untuk jenis-jenis hambatan dalam.
1. Akustik
Hambatan dalam akustik merupakan istilah yang cukup populer dalam dunia kelistrikan. Ini merupakan nilai resistansi yang dihasilkan dari adanya suatu perambatan gelombang suara yang ada dalam media tertentu.
Nilai resistansi seperti ini tentunya akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Salah satunya ialah faktor kedalaman. Selain itu, masih ada faktor lain yang bisa mempengaruhi yakni tekanan serta temperatur atau suhu tertentu.
2. Kapasitif
Jenis hambatan dalam ini terjadi pada kondisi reaktansi kapasitif yang jauh lebih besar nilainya ketimbang reaktansi induktifnya. Nah, kondisi seperti ini nantinya dapat terjadi jika bagian imajiner dari suatu kapasitor akan mengalami suatu perubahan arus.
Saat hendak melakukan perhitungan hambatan dalam, pastikan jenis apa yang sedang akan dihitung. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan hasil objektif. Bila perlu silahkan cari terlebih dahulu di berbagai sumber termasuk buku-buku.
3. Resistif
Hambatan dalam resistif terjadi saat nilai reaktansi dalam suatu rangkaian arus searah ada pada kondisi titik nol. Jenis hambatan dalam seperti ini sangat konstan terhadap frekuensi apapun. Selain itu, jenis hambatan ini juga akan mengonsumsi daya saat arus melampauinya.
Di samping itu, hambatan dalam resistif tidak akan menyimpan energi. Berbeda halnya dengan hambatan dalam reaktif yang selalu menyimpan energi elektrostatis maupun energi magnet. Dengan demikian, cermati lebih dalam mengenai jenis ini.
4. Induktif
Kemudian, juga ada yang disebut sebagai jenis induktif. Ini merupakan jenis hambatan dalam yang terjadi saat reaktansi induktif pada suatu rangkaian bernilai lebih besar ketimbang reaktansi kapasitifnya.
Sebagai contoh pda suatu kumparan, nantinya hambatan yang ada akan mengalami perubahan arus ketimbang kondisi imajinernya. Inilah yang kemudian disebut sebagai hambatan dalam jenis induktif yang kerap disebut-sebut dalam perhitungan fisika.
5. Ekuivalen
Saat ini tentunya Anda sudah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan impedansi. Nah, selain penting mengetahui pengertian hambatan dalam tersebut, Anda juga harus cari tahu jenis-jenisnya. Salah satunya ialah hambatan dalam ekuivalen.
Ini merupakan suatu kondisi dimana suatu nilai hambatan dalam suatu rangkaian akan mempunyai besaran jumlah yang setara. Kemudian, penerapan rangkaian ekuivalen sendiri sangatlah banyak dijumpai pada berbagai macam analisis jaringan.
Contoh Pengaplikasian Hambatan Dalam
Pada umumnya hambatan dalam kerap dijumpai pada suatu aliran arus listrik yang memakai jenis arus bolak-balik. Pengaplikasikan ini tentunya sangat sering dijumpai dalam aktivitas atau kehidupan sehari-hari.
Salah satunya adalah hambatan dalam kapasitor, antena serta speaker. Peralatan elektronik tersebut tentunya memang memakai arus bolak-balik guna memperoleh pemrosesan. Jika tanpa hambatan dalam, maka peralatan elektronik tersebut jadi gampang panas.
Di samping itu, hal ini juga berpotensi mudah mengalami permasalahan seperti halnya kerusakan maupun ketidakstabilan pada saat beroperasi. Selain beberapa contoh tersebut, masih ada banyak sekali contoh penerapan hambatan dalam pada kehidupan sehari-hari.
Impedansi adalah suatu peristiwa dimana hambatan listrik yang dihasilkan pada suatu sistem rangkaian akan dilewati dengan baik oleh arus AC atau arus bolak-balik. Istilah ini juga kerap disebut dengan hambatan dalam.
Penerapan atau pengaplikasian hambatan dalam kerap dijumpai pada berbagai macam peralatan elektronik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kapasitor, antena serta speaker. Di sisi lain, jenis-jenis hambatan dalam juga ada begitu banyak macamnya.