Walaupun istilah tersebut sudah tidak asing, tetapi jenis batubara dan proses pembentukannya tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal keberadaannya mempunyai peran cukup penting dan sering digunakan sebagai bahan bakar.
Di Indonesia, kekayaan akan sumber daya alamnya memang tidak perlu diragukan lagi oleh mata dunia. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki adalah mempunyai simpanan batu bara terbesar di dunia. Inilah alasan kenapa sebagai warga negara Indonesia harus bersyukur akan hal tersebut.
Bahkan negara ini memiliki jutaan bahkan lebih ton batubara sejak ratusan tahun lalu dan mungkin tidak akan habis hingga puluhan tahun ke depan. Tetapi sebelum itu, Anda perlu mengetahui penjelasannya dibawah ini terlebih dahulu.
Pengertian Batubara
Walaupun keberadaan dari kata batu bara sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia, tetapi tidak sedikit dari mereka masih bingung akan pengertiannya. Bahkan tidak sedikit dari masyarakat mungkin akan menganggap keberadaannya sama seperti bebatuan pada umumnya.
Batu bara sendiri merupakan jenis batuan sedimen yang didalamnya mempunyai kandungan karbon sebagai mineral utama. Selain itu, juga terdapat kandungan berupa hydrogen, oksigen dalam mineral sekundernya hingga belerang.
Karena kandungan senyawa tersebut cukup tinggi maka akan membuat batu bara tersebut mudah terbakar. Perlu diketahui juta batubara merupakan batuan fosil dimana keberadaannya sudah terbentuk secara alami sejak lebih dari 300 tahun silam.
Keberadaannya sendiri bisa ditemukan di daerah hutan dalam berbagai bentuk. Adapun Kawasan hutan yang banyak ditemukan fosil jenis batu bara tersebut adalah Pulau Kalimantan dan Sumatra. Tidak hanya itu saja, terkadang provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi hingga Papua juga terdapat senyawa belerang tersebut.
Batubara mempunyai fungsi yang sangat beragam mulai dari digunakan untuk industri, pembangkit listrik bahkan dijadikan sebagai komoditas ekspor yang sangat menguntungkan.
Jenis-jenis Batubara yang Perlu Diketahui
Bukan hanya ditemukan dalam berbagai jenis bentuk saja, tetapi Anda juga bisa menemukan jenis jenis batu bara yang sangat beragam. Jenis-jenis itulah ternyata tersebar di seluruh dunia termasuk juga yang terdapat di Indonesia.
Bahkan setiap jenis dari batu bara itulah juga mempunyai keunikan sekaligus karakteristik berbeda-beda. Agar semakin paham, berikut ini jenis-jenis batubara yang perlu diketahui.
Antrasit
Batubara antrasit merupakan jenis yang mempunyai warna hitam mengkilat atau glossy. Jika dilihat secara sekilas, maka memiliki kemiripan dengan bituminous, tetapi antrasit jauh lebih padat, sedikit berdebu sekaligus mengkilat.
Antrasit menjadi jenis batubara dimana memiliki kualitas paling tinggi karena semua batubara mempunyai kandungan karbon cukup tinggi. Oleh sebab itulah keberadaannya akan menghasilkan energi jauh lebih besar.
Berikut ini sejumlah ciri-ciri yang dimiliki oleh jenis batuan antrasit:
- Warnanya cenderung hitam seragam
- Kandungan material pengotor sedikit
- Karbon tetap diatas 80%
- Energi yang dihasilkan bisa mencapai 35 MJ/Kg atau lebih
- Lebih sulit terbakar
- Asap hasil dari pembakarannya jauh lebih bersih.
Sub-Bituminous
Jenis batubara selanjutnya adalah sub-bituminous ini dimana mempunyai warna lebih tua sedikit dari lignite tetapi sifatnya sedikit lunak. Adapun warna dari batuan tersebut biasanya hitam hingga cokat serta kadar airnya tinggi tetapi lebih rendah dibandingkan lignite.
Itulah alasannya kenapa sub-bituminous tersebut belum dianggap sebagai batubara yang sudah terbentuk secara sempurna. Ciri-ciri yang dihadirkan oleh sub-bituminous tersebut diantaranya adalah:
- Kandungan karbon hanya 40-60%
- Kandungan energi 19-26 Mj/kg
- Lebih padat dibandingkan lignite
- Mempunyai lebih banyak energi
- Sering digunakan pada pembangkit tenaga listrik Uap.
Sub-Bituminous Coal
Jika dibandingkan dengan sub-bituminous, maka kualitas dari sub-bituminous coal jauh lebih baik. Itulah sebabnya sudah sering digunakan dalam berbagai jenis industri. Proses terbentuknya berasal dari grade sub-bituminous yang tenggelam lebih lama dan dalam.
Dari proses itulah, maka membuat strukturnya jauh lebih keras sekaligus berwarna gelap. Kandungan karbon didalamnya juga mencapai 80% dari jumlah berat totalnya. Berikut ciri ciri batubara sub-bituminous coal ini:
- Karbon hanya sekitar 60-80% D44
- Kandungan sebu 6-12 D44
- Energi yang dihasilkan 35 Mj/kg
- Terbagi menjadi tiga tahapan utama yakni volatilitas rendah, volatilitas tingkat sedang dan volatilitas tinggi
- Kandungan volatile didalamnya akan membuat jenis batubara ini mudah menguap ketika mencapai suhu tertentu.
Jenis Lignite
Jenis batu bara terakhir adalah lignite ini dimana menjadi jenis paling baru. Sebab keberadaannya merupakan tahap pertama dari proses pembentukan dari batubara. Selain itu disebut juga sebagai batubara muda karena bentuk pertama dari coalifaction.
Berdasarkan dengan penelitian yang sudah dilakukan, jenis batu tersebut sudah ada sejak 251 juta tahun lalu. Atau material yang terbentuk itulah berasal dari zaman Mesozoikum dan Kenozoikum. Berikut sejumlah ciri-ciri yang dimiliki oleh jenis batuan tersebut:
- Mempunyai warna coklat
- Mempunyai jumlah energi sekitar 10-20 Mj/kg
- Mengandung banyak kotoran hingga 75%
- Kandungan unsur karbon hanya 60-70% saja
Bagaimana Proses Pembentukan Batubara?
Sudah memahami jenis batubara diatas? lantas bagaimana batubara terbentuk? Seperti sudah kami singgung sebelumnya bahwa batu bara merupakan batuan yang terbentuk dari fosil-fosil tumbuhan dan hewan yang tertimbun.
Tetapi secara umum, proses pembentukannya tersebut terbagi menjadi dua yakni tahap biokimia dan tahap geokimia. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tahapan dari proses pembentukan dari batubara tersebut:
Tahap Biokimia
Ratusan juta tahun lalu, pepohonan di dalam hutan banyak yang mati sehingga terkubur di dalam tanah. Material tersebut akhirnya berubah menjadi gambut lama kelamaan. Ini merupakan langkah biokimia pertama dimana tumbuhan mati menjadi lignite atau jenis batu muda.
Dalam proses tersebut, dibutuhkan juga oksigenasi dan proses biologis lainnya. Hingga pada titik tersebut tanaman akan membusuk dan kemudian akan langsung berubah menjadi gambut.
Tahap Geokimia
Pembentukan batu bara berikutnya adalah tahap geokimia ini dimana gambut tersebut akan perlahan membantu fase geokimia dan terus terpapar tekanan sekaligus temperature. Proses inilah mengakibatkan fosil tumbuhan ternggelam, membentuk sedimen organic dan memproduksi bitumen.
Beberapa lapisan batubara itulah juga akan membentuk antrasit dalam waktu jauh lebih lama. Dimana antrasi mempunyai struktur dan kandungan air cukup rendah dibandingkan batubara lainnya.
Manfaat Batu bara Dalam Kehidupan
Keberadaan dari batubara inilah memang dikenal mempunyai harga yang sangat fantastis. Hal tersebut bukan tanpa alasan karena keberadaannya juga akan memberikan sejumlah manfaat bagi kehidupan manusia.
Misalnya saja adalah digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik di beberapa negara seperti Jepang, India, China hingga Indonesia. Tidak hanya itu saja, batubara juga sudah banyak dimanfaatkan untuk produk gas. Karena kemampuannya bisa menghasilkan gas secara alami.
Manfaat lainnya adalah dapat membantu proses pembentukan produk almunium. Sebab gas dari batubara dan panas kokas mampu memisahkan produk baja yang bisa memproduksi aluminium. Oleh sebab itulah secara tidak langsung keberadaannya mampu membantu pembuatan aluminium.
Ini merupakan batuan sedimen yang sudah terbentuk sejak ratusan juta tahun silam dari sisa tumbuhan maupun hewan. Keberadaan jenis batubara dan proses pembentukannya yang panjang itulah, tidak heran kalau harganya terbilang cukup fantastis.