Kerusakan Mesin Jahit dan Cara Mengatasinya (Pemula)

Diposting pada

Kerusakan mesin jahit merupakan masalah umum yang dapat mengganggu produktivitas dan kreativitas para penjahit. Mesin jahit yang bekerja dengan baik adalah alat penting dalam dunia fashion, kerajinan, dan pembuatan tekstil.

Meskipun mesin jahit dirancang untuk keandalan, kerusakan dapat terjadi karena pemakaian yang intensif, keausan komponen, atau masalah mekanis. Kerusakan umum meliputi benang yang sering putus, jarum patah, atau ketegangan benang yang salah.

Selain itu, ada masalah teknis seperti masalah motor, masalah pedal, atau kerusakan elektronik pada mesin jahit yang lebih modern. Memahami jenis-jenis kerusakan ini, penyebabnya, dan cara memperbaikinya adalah langkah penting dalam menjaga kualitas pekerjaan penjahit.

Berbagai Kerusakan Mesin Jahit dan Cara Mengatasinya

Ada banyak jenis kerusakan yang dapat terjadi pada mesin jahit, baik dari mesin jahit itu sendiri maupun yang berhubungan dengan jarum dan benang. Seperti penjelasan berikut:

1. Mesin Berisik

Mesin Berisik

Biasanya hal ini terjadi mesin menjadi kotor akibat debu yang bertumpuk dan menyangkut di mesin. Termasuk juga sisa benang yang dipakai yang bisa membuat gigi mesin terganggu. Apalagi jika penggunaan minyak pelumas yang kurang berkualitas. Gesekan seperti ini bisa menimbulkan bunyi.

Cara mengatasinya cukup mudah namun memang harus dilakukan secara rutin, yaitu dengan membersihkan mesin dari bekas benang atau serat kain. Gunakan sikat gigi atau sikat kecil yang halus agar bisa mengangkat semua serpihan serat dan debu yang bersarang.

Gunakan minyak pelumas yang bermutu baik yang memang disesuaikan untuk mesin jahit. Jangan memberikan pelumas secara berlebihan agar tidak memberikan noda minyak pada kain.

2. Mesin Tidak Mau Menjahit

Mesin Tidak Mau Menjahit

Jika masalah ini terjadi, solusinya adalah dengan memperhatikan “needle hook” yaitu tempat di mana jarum bekerja. Bukalah sekoci dan perhatikan apakah ada benang yang kusut. Karena biasanya masalah ini disebabkan oleh benang kusut yang menghalangi hook bekerja.

3. Pergerakan Kain Tidak Lancar

Pergerakan Kain Tidak Lancar

Meskipun bisa disebabkan oleh beberapa hal yang berbeda, namun umumnya masalah ini diakibatkan oleh tumpukan serat kain pada gigi penyuap. Hal lain adalah akibat gigi penyuap tidak sesuai tinggi rendahnya.

Untuk menghindari hal ini terjadi, selalu bersihkan gigi penyuap sebelum mulai menjahit. Kemudian berikan pelumas dan mengatur knop gigi penguap dengan benar.

4. Benang Sering Putus – Jahitan Atas

Benang Sering Putus - Jahitan Atas

Ada dua penyebab mengapa hal ini kerap terjadi. Pertama adalah akibat pemasangan jarum yang terlalu bawah. Sehingga benang jadi lebih tegang seperti tertarik dan mudah putus. Penyebab kedua adalah karena menjahit dari arah yang keliru.

Karena itu sebelum mulai menjahit, periksa dulu agar putaran roda mesin tidak terbalik, dengan posisi jarum tepat di tempatnya. Kemudian benang dan jarumnya juga sesuai dengan jenis kain yang akan dijahit.

5. Benang Sering Putus – Jahitan Bawah

Benang Sering Putus - Jahitan Bawah

Masalah ini juga cukup sering terjadi akibat benang bawah yang digulung di kumparan (spul) tidak rapi atau asal-asalan. Penyebab lainnya adalah putaran benang bawah yang ternyata terbalik, atau karena tegangan benang yang terlalu besar pada sekoci.

Cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memeriksa pemasangan benang dengan benar pada sekoci. Perhatikan agar putaran spul arahnya berlawanan dengan jarum jam. Jalur benang bawah juga harus terpasang dengan benar melewati rumah sekoci.

6. Benang Sering Putus

Benang Sering Putus

Kali ini masalahnya kerap terjadi karena posisi jarum tidak tepat berada di tempatnya. Sehingga jarum terkena “hook” dan mudah menjadi tumpul. Penyebab lainnya adalah penggunaan jarum yang tidak sesuai dengan jenis kain yang dijahit sehingga benang menjadi mudah putus.

Untuk mengatasi masalah ini, gantilah jarum lama dengan jarum baru yang kualitasnya baik. Pasang dengan baik seperti seharusnya. Gunakan buku pedoman agar posisi jarum, sepatu, needle plate dan sekoci sudah sesuai petunjuk.

7. Benang Sering Kusut

Benang Sering Kusut

Masalah ini disebabkan oleh ketegangan benang yang kurang tepat. Untuk mengatasinya, pastikan agar benang bawah jarum dan benang atas yang menjuntai harus terbentang dengan benar. Tidak terlalu tegang hingga mudah putus tapi tidak kendur hingga menyebabkan kekusutan.

8. Jerat Benang Menjadi Kendur

Jerat Benang Menjadi Kendur

Penyebab umumnya adalah tegangan benang yang terlalu kuat, atau ukuran jarum tidak cocok dengan ukuran kain, atau karena pegas yang mengatur tegangan pada sekoci ternyata terlalu besar.

Mengatasinya bisa dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan antara benang jahitan atas dan jahitan bawah. Juga sesuaikan benang dan jarum dengan jenis kain yang dijahit.

9. Jarum Sering Patah

Jarum Sering Patah

Biasanya hal ini terjadi karena kualitas jarum yang digunakan kurang baik. Namun penyebab lainnya adalah karena pemasangan jarum yang kurang tepat sehingga jarum kerap membentuk sekoci atau “needle plate” atau sepatu.

Cara mengatasinya bisa dengan mengganti jarum dan sesuaikan dengan jenis kain dan benang yang digunakan. Pastikan agar jarum berada di tempat yang tepat sambil memperhatikan tegangan benang. Perhatikan keseimbangan antara benang bawah dan benang atas.

10. Hasil Jahitan Loncat

Hasil Jahitan Loncat

Penyebab masalah ini sebenarnya sederhana. Biasanya karena mesin kurang pelumas, sehingga bisa meloncat. Solusinya cukup dengan rutin memberikan pelumas pada bagian-bagian mesin. Khususnya yang berhubungan langsung dengan jarum dan benang.

Ukuran Jarum Sesuai Jenis Kain

Ukuran Jarum Sesuai Jenis Kain

Seperti yang dibahas di atas, kekeliruan dalam memilih ukuran jarum bisa menimbulkan banyak masalah yang kerap malah membuat kerusakan mesin jahit dan perangkatnya. Berikut ini adalah informasi tentang ukuran jarum yang tepat untuk jenis kain yang beragam:

  • Jarum nomor 9 untuk bahan sutra, chiffon, voile dan organdi.
  • Jarum nomor 11 untuk bahan brokat halus, paris dan katun.
  • Jarum nomor 13 untuk bahan shantung, taffeta, katun dan linen.
  • Jarum nomor 14 untuk bahan linen, poplin, wol dan semi-wol.
  • Jarum nomor 16 untuk bahan jeans
  • Jarum nomor 18 dan 20 untuk bahan kain jok dan kain terpal.

Cara Merawat Mesin Jahit

Cara Merawat Mesin Jahit

Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa beberapa bagian tertentu dari mesin jahit memang rentan bermasalah. Namun kerusakan mesin jahit bisa dihindari dengan memberikan perawatan yang rutin dan teliti, sehingga tetap bisa berfungsi dengan baik. Seperti langkah berikut:

  • Gunakan lap halus untuk membersihkan bagian luar mesin. Agar tidak ada debu yang bersarang atau sisa benang atau serat kain yang tersangkut.
  • Sesekali bersihkan bagian dalam mesin jahit dengan melepas sekoci.
  • Perhatikan baut atau sekrup, jika mulai kendur, kencangkan kembali menggunakan obeng yang tepat.
  • Berikan pelumas dengan meneteskannya pada lubang-lubang kecil, juga pada sekrup. Termasuk pada bagian mesin di bagian bawah.
  • Setelah diberikan pelumas, mesin jangan langsung digunakan, tapi biarkan dulu beberapa saat. Sambil membersihkan seluruh bagian luar agar tidak ada tetesan pelumas yang tertinggal.
  • Biasakanlah untuk menutup mesin jahit jika tidak digunakan.
  • Selalu sesuaikan jenis jarum dengan benang dan jenis kain yang akan dijahit.

Kesimpulan

Dari sejumlah masalah kerusakan mesin jahit yang disebutkan di atas, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan secara rutin melakukan perawatan yang tepat. Karena masalah yang kerap terjadi sebenarnya bisa diatasi tanpa perlu mendatangkan teknisi khusus untuk menyelesaikannya.