Lampu Petromax, juga dikenal sebagai “Lampu Minyak”, merupakan salah satu perangkat penerangan klasik yang tetap menjadi favorit para petualang dan pecinta alam hingga saat ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas dengan mendalam mengenai cara kerja lampu Petromax yang telah menjadi warisan berharga dalam dunia penerangan. Mari kita memahami betapa menariknya cara kerja lampu Petromax ini.
Sejarah Lampu Petromax
Pada akhir abad ke-19, dengan kemajuan industri dan mobilitas yang semakin bertumbuh, kebutuhan akan penerangan yang portable dan efektif semakin mendesak. Inilah saat munculnya lampu minyak, termasuk lampu Petromax. Sebenarnya petromax adalah sebuah merek dagang dari produk lampu pijar ciptaan Max Graetz, Berlin – Jerman yang ia patenkan pada tahun 1910.
Baca juga:
Pada tahun 1909 di ciptakannya sebuah lampu berbahan bakar gas batubara dengan memakai sebuah mantle (kaos)yang menyala terang karena terbakarnya gas yang disebut Welsbach mantle yang diciptakan oleh Carl Auer von Welsbach. Berdasarkan prinsip kerja lampu gas batubara dan Welsbach mantle inilah Graetz mendapatkan inspirasi untuk menciptakan lampu pijar portable tetapi tidak memakai gas batubara tetapi minyak tanah bertekanan sehingga uapnya dapat naik keatas dan membakar mantle. Graetz hanya membutuhkan waktu 1 tahun sehingga pada tahun 1910, ia berhasilkan menciptakan prototipe pertama dan baru 10 tahun kemudian, tepatnya 5 November 1920 ia mendaftarkan produknya dengan merek dagang PETROMAX.
Cara Kerja Lampu Petromax
Prinsip Petromax lentera yang bertindak sebagai pabrik gas kecil. Tangki bahan bakar bertekanan untuk sekitar 2 atmosfer (2 bar, atau 30 psi) dengan udara yang dibuat dengan pompa tangan. Tekanan ini digunakan untuk memaksa cairan minyak tanah menjadi uap. Awalnya, alat penguap harus dipanaskan terlebih dahulu sehingga merubah minyak tanah menjadi gas sebelum menyalakan bahan/kaos petromak.
Preheating ini dapat dicapai dengan membakar alkohol dituangkan dalam suatu cangkir preheating yang terletak di dasar alat penguap atau dibawah kaos. Setekah beroperasi, panas dari pijaran api biru (terbungkus dalam kaos) diunakan untuk mengubah minyak tanah cair menjadi gas/uap yang naik melalui alat penguap. Minyak tanah cair menjadi uap pada suhu sekitar 250 ° C (480 ° F), sekitar setengah jalan ke puncak alat penguap – lihat ilustrasi. Uap Minyak tanah melanjutkan perjalanan melalui alat penguap yang melingkar, dan mengalami peningkatan suhu, sampai keluar dari lubang kecil di ujung alat penguap mendekati kecepatan suara (1000 ft / sec.).
Baca juga
- Rahasia Mengapa Lampu LED Lebih Unggul Dibanding Lampu Lain
- Kenali Apa itu Lampu CFL: Keuntungan dan Risikonya
Setelah keluar uap minyak tanah mulai menyebar dan bercampur dengan udara di ruang persegi kecil di sisi lampu petromax. Kemudian bercampurnya uap minyak tanah dengan udara yang mengakibatkan bunyi mendesis lampu Petromax pada saat digunakan.
Uap minyak tanah dan udara bergerak ke dalam tabung di mana keduanya bercampur dalam satu aliran yang berputar (turbulen). Hal ini menjamin pembakaran yang sempurna dan keluar dari nosel keramik, menghasilkan panas dan nyala api warna biru yang bersih dan membakar kaos petromax.
Cara Menggunakan Lampu Petromax
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menyalakan lampu petromax:
- Setelah memastikan sarung lampu (mantle) terpasang dengan benar, jarum tembakan minyak sudah pas, dan tidak ada yang kotor, maka pastikan tangki terisi minyak tanah.
- Ambil spiritus lalu tuangkan ke tempatnya dengan cara mengangkat kaca dan bakar dengan korek, biarkan sejenak agar terjadi pembakaran awal.
- Mulailah melakukan pompa sampai dirasakan cukup dan kaos lampu sudah menyala terang.
- Gantungkan pada tempatnya, dan jika terangnya sudah berkurang, lakukan pemompaan kembali.
Jika lampu hendak dimatikan cukup dengan membuka tempat pembuangan angin dan ketika tekanan sudah tidak menyemburkan minyak lagi maka otomatis sarung lampu akan mati menyala.