Pengertian Mikrokontroler ATMEGA 8

Diposting pada

Pengertian Mikrokontroler ATMEGA 8

Mikrokontroller merupakan alat pengolahan data digital dan analog (fitur ADC pada seri AVR) dalam level tegangan maksimum 5V. Keunggulan mikrokontroller dibanding microprocessor yaitu lebih murah dan didukung dengan software compiler yang sangat beragam seperti software compailer C/C++, basic, pascal, bahkan assembler. Sehingga penggunaan dapat memilih program yang sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal penggunaan, mikrokontroller dapat dibedakan jenis dan tipenya, seperti mikrokontroller atmega 8, atmega 8535, atmega 16 dan lain-lain.

ATMEGA 8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya rendah berbasis arsitektur RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMEGA 8 mempunyai throughput mendekati 1 MPS per MHz membuat disain dari sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.

Susunan pin – pin dari IC mikrokontroler ATMEGA 8 diperlihatkan pada gambar dibawah ini. IC ini tersusun dari 28 pin yang memiliki beberapa fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port ataupun sebagai fungsi yang lain.

ilmuteknik.id - Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8

Baca juga Memahami Cara Kerja Kabel Serat Optik Atau Fiber Optik

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler ATMega8

  1. VCC
    Merupakan supply tegangan untuk digital.
  2. GND
    Merupakan ground untuk smua komponen yang membutuhkan grounding.
  3. Port B
    Adalah 8 buah pin mulai dari pin B.0 sampai dengan pin B.7. Tiap pin dapat digunakan sebagai input dan juga output. Port B merupakan sebuah 8-bit bit directional I/O port dengan internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Jika ingin menggunakan tambahan kristal,maka cukup untuk menghubungkan kaki dari kristal ke kaki pada pin port B. Namun jika tidak digunakan, maka cukup untuk dibiarkan saja. Pengguna kegunaan dari masing-masing kaki ditentukan dari clock fuse setting-nya.
  4. Port C
    Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O yang di dalam masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin-nya hanya 7 buah mulai dari C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran / output, port C memiliki karakteristik yang sama dalam hal kemampuan menyarap arus ( sink ) ataupun mengeluarkan arus (source).
  5. Reset / PC6
    Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O. Untuk diperhatikan juga bahwa pin ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang tedapat pada port C. Namun jika RSTDISBL Fuse tidak deprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika level tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi reset meskipun clock-nya tidak berkerja.
  6. Port D
    Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

    Baca juga Persiapan Ujian Masuk Jurusan Teknik Informatika
  7. AVCC
    Pada pin ini memiliki fungsi sebagai power supply tegangan untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan secara terpisah dengan VCC karena pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC pada AVR tidak digunakan, tetap saja disarankan untuk menghubungkan secara terpisah dengan VCC. Cara menghubungkan AVCC adalah melewati low-pass filter setelah itu dihubungkan dengan VCC.
  8. AREF
    Merupakan pin referensi analog jika menggunakan ADC. Pada AVR status Register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari kebanyakan hasil eksekusi intruksi aritmatik. Informasi ini dapat digunakan untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa pengoperasian. Perlu diketahui bahwa register ini di-update setelah semua operasi ALU ( Arithmetic Logic Unit ). Hal tersebut seperti yang telah tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Intruction Set Reference. Dalam hal ini untuk beberapa kasus dapat membuang kebutuhan penggunaan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih sederhana dan singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika memasuki sebuah rutin interupsi dan juga ketika menjalankan sebuah perintah setelah kembali dari interupsi. Namun hal iini harus dilakukan melalui software.
  9. Bit 7 (1)
    Merupakan bit Global Interrupt Enable. Bit ini harus di-set supaya semua perintah
    interupsi dapat dijalankan. Untuk fungsi interupsi individual akan dijelaskan pada
    bagian yang lain. Jika bit ini di-reset, maka semua perintah interupsi baik yang
    secara individual maupun yang secara umum akan diabaikan. Bit ini akan
    dibersihkan atau cleared oleh hardware setelah sebuah interupsi dijalankan dan
    akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset
    melalui aplikasi dengan instruksi SEI dan CLI.
  10. Bit 6 (T)
    Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instruction BLD ( Bit LoaD ) dan
    BST ( Bit Store ) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit yang
    telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dan Register File dapat disalin
    ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan sebuah bit di dalam bit
    ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di register pada Register File dengan
    menggunakan perintah BLD.
  11. Bit 5 (H)
    Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam
    beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD.
  12. Bit 4 (S)
    Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif di antara Negative
    Flag (N) dan Two’s Complement Overflow Flag (V).
  13. Bit 3 (V)
    Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan fungsi aritmatika dua komplemen.
  14. Bit 2 (N)
    Merupakan bit Negative Flag. Bit ini menyediakan sebuah hasil negatif di dalam sebuah fugnsi logika atau aritmatika.
  15. Bit 1 (Z)
    Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “ 0 ” dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.
  16. Bit 0 (C)
    Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau sisa dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

Semoga bermanfaat dan Jangan lupa Ikuti INSTAGRAM dan FACEBOOK kami di ILMU TEKNIK dan dapatkan informasi seputar dunia teknik setiap harinya.

Saat ini bekerja sebagai Engineering staff di PT Bali Nusaintan, Bali. Menguasai skill dasar mechanical dan electrical, serta pengetahuan umum tentang teknik sipil dan bangunan. Memiliki website ilmuteknik.id yang membahas pengetahuan dan tips tentang bangunan, kelistrikan serta pengetahuan umum dibidang teknik. Saat ini telah menjangkau pengunjung sabanyak 1000 visitor/day. Telah 6 tahun terjun dalam dunia blogging, menguasai skill copywriting, SEO, dan SEM. Menyediakan jasa link placement, backlink wikipedia, dan penulisan artikel.