Apa sih perbedaan bendung dan bendungan? Apa yang membedakannya? Jika dilihat dari namanya, hampir sama. Lalu apa perbedaannya? Jika kalian penasaran silahkan simak artikel ini sampai selesai.
Banyak orang yang mengira bahwa bendung dan bendungan itu sama, padahal keduanya jelas berbeda. Mulai dari namanya bahkan fungsinya juga sangat berbeda.
Meskipun sama-sama berfungsi untuk menampung air dan juga berperan sebagai irigasi maupun pencegah banjir. Bendung dan bendungan memiliki istilah yang berbeda.
Dalam bahasa Inggris, bendungan disebut dengan dam, sementara bendung memiliki istilah weir. Kemudian istilah lain dalam kontruksi sipil seperti dam, embung, dan waduk.
Lalu apa saja perbedaan bendung dan bendungan? Jika kalian penasaran, kali ini Ilmuteknik akan menjelaskan secara rinci kepada kalian dalam penjelasan berikut ini.
Perbedaan Bendung dan Bendungan
Bendung dan bendungan, meskipun seringkali digunakan secara bergantian, memiliki perbedaan mendasar dalam fungsi dan kegunaannya. Kedua struktur ini berperan dalam mengelola aliran air sungai, namun tujuan utama dan manfaat yang dihasilkan dapat dibedakan dengan jelas.
Bendung, pada dasarnya, dirancang untuk meningkatkan muka air sungai dengan cara menghalangi sebagian air yang mengalir, tetapi memungkinkan sebagian lagi untuk melintasinya.
Fungsi utama bendung adalah untuk mengatur ketinggian air sungai, terutama dalam konteks irigasi pertanian. Meskipun bentuknya dapat bervariasi, bentung umumnya relatif kecil dalam ukuran dan bertujuan memberikan kontrol yang tepat terhadap pasokan air.
Di sisi lain, bendungan memiliki peran yang lebih luas dan canggih. Tujuan utama pembangunan bendungan adalah untuk menahan aliran air sungai dan membentuk waduk sebagai tempat penyimpanan air.
Hal ini membuka berbagai peluang penggunaan air, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), sarana rekreasi, dan olahraga air. Dengan kemampuannya menampung volume air yang lebih besar, bendungan juga memiliki peran penting dalam pencegahan banjir, karena dapat mengontrol laju aliran air yang keluar dari waduk.
Selain perbedaan fungsi utama, konstruksi bendung dan bendungan juga menunjukkan variasi dalam skala dan kompleksitas. Bendung, sebagai struktur yang lebih kecil, umumnya memerlukan pekerjaan konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan dengan bendungan yang melibatkan teknik konstruksi yang lebih canggih dan material yang lebih kuat.
Dengan demikian, meskipun keduanya bertujuan mengelola aliran air sungai, bendung dan bendungan memiliki perbedaan yang signifikan dalam fungsi, manfaat, dan kompleksitas konstruksi.
Pemahaman akan perbedaan ini menjadi kunci dalam merencanakan dan mengimplementasikan proyek-proyek air yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan.
Apa itu Bendung?
Bendung, yang juga dikenal sebagai weir, merupakan struktur pelimpah yang ditempatkan secara melintang di atas sungai dan berfungsi memberikan tinggi muka air minimum di sekitar bangunan pengambilan.
Penggunaan utama bendung ini seringkali terkait dengan keperluan irigasi. Prinsip kerja bendung melibatkan peningkatan tinggi muka air di sungai sampai mencapai ketinggian yang diinginkan, sementara air tetap dapat melewati bagian atas bendung tersebut.
Sejumlah bendung di Indonesia memberikan contoh implementasi teknologi ini, antara lain Bendung Notog di Tegal, Jawa Tengah, dan Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat. Dalam konteks strukturnya, bendungan dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Bendung Tetap
Bendung tetap memiliki ketinggian yang tetap, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur secara fleksibel. Umumnya, bendung ini dibangun di wilayah hulu sungai yang memiliki tebing-tebing yang curam. Fungsinya lebih difokuskan pada pemeliharaan tinggi air di daerah hulu sungai.
2. Bendung Gerak
Sebaliknya, bendung gerak memungkinkan penyesuaian tinggi pembendung sesuai kebutuhan. Tinggi muka air di hulu bendung dapat diatur menggunakan pintu air yang dikendalikan.
Jenis bendung ini umumnya dibangun di hilir sungai atau muara, memberikan kontrol yang lebih dinamis terhadap aliran air yang keluar dari sungai.
Apa itu Bendungan?
Bendungan, atau yang dikenal sebagai dam, adalah struktur bangunan yang terdiri dari urugan tanah, batu, dan beton. Fungsinya melibatkan penampungan air, yang dapat digunakan tidak hanya untuk menyimpan air, tetapi juga untuk menampung limbah tambang atau lumpur, sesuai dengan definisi yang tercantum dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 3432:2020 tentang Tata Cara Penerapan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah untuk Bendungan.
Fungsi bendungan sangat bermanfaat bagi wilayah dan masyarakat di sekitarnya, mencakup:
- Pengendali Debit Air dan Pencegahan Banjir
- Sumber Irigasi untuk Pertanian
- Penyimpanan Cadangan Air Bersih
- Energi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
- Objek Wisata dan Rekreasi
- Konservasi Tumbuhan dan Hewan
- Budidaya Perikanan
- Tempat Olahraga, Terutama Olahraga Air
Dalam rangka memperkuat ketahanan sumber air, pada tahun 2022, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Ditjen SDA PUPR) mengalokasikan dana sebesar Rp. 11,67 triliun untuk pembangunan 35 bendungan serta revitalisasi danau dan situ.
Saat ini, 33 bendungan di Indonesia masih dalam tahap pembangunan, sementara dua bendungan baru, yakni Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan dan Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan, direncanakan untuk dibangun pada tahun ini.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan bendung dan bendungan serta penjelannya. Semoga informasi ini bermanfaat buat kalian yang ingin belajar mengenai bendung dan bendungan.