Apa perbedaan energi terbarukan dan tidak terbarukan? Jika kamu ingin tahu perbedaan antara energi terbarukan dan tidak terbarukan, silahkan simak artikel ini sampai selesai.
Energi merupakan sebuah kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia salain makanan, pakaian dan tempat tinggal. Dengan adanya energi, manusia bisa melakukan banyak hal seperti memasak, berkendara, dan menerangi rumah.
Di dunia ini, ada dua energi yang bisa dimanfaatkan oleh manusia, yaitu energi terbarukan dan tidak terbarukan. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
Nah berikut ini, Ilmuteknik akan membahas mengenai apa saja perbedaan dari kedua energi ini. Simak perbedaan berikut ini sampai selesai.
Perbedaan Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan
Energi terbarukan adalah sumber daya energi yang berasal dari alam dan tidak terbatas serta tidak akan habis. Beberapa contoh energi terbarukan meliputi sinar matahari dan angin.
Sebagai alternatif terhadap energi konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil, energi ini memiliki keunggulan karena tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Di sisi lain, energi tidak terbarukan berasal dari sumber daya alam yang memerlukan waktu berabad-abad untuk terbentuk. Ketika sumber daya ini habis digunakan, proses pembentukan yang panjang diperlukan untuk menggantikan ketersediaannya. Contoh energi tidak terbarukan mencakup gas alam, minyak bumi, dan batu bara.
Penting untuk memahami perbedaan antara keduanya serta manfaat yang dapat diperoleh. Energi terbarukan memiliki dampak positif pada lingkungan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Di sisi lain, penggunaan energi lama memberikan kontribusi terhadap pemanasan global dan polusi udara. Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan teknologi yang mendukung menjadi semakin penting untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
Contoh Energi Terbarukan
1. Tenaga Surya atau Matahari
Energi matahari, atau tenaga surya, merupakan sumber daya terbarukan yang diperoleh dengan menangkap energi radiasi dari sinar matahari dan mengubahnya menjadi berbagai bentuk energi, seperti panas, listrik, atau air panas.
Proses ini terjadi melalui penggunaan sistem fotovoltaik (PV) yang menggunakan sel surya. Tenaga surya memiliki berbagai manfaat, terutama untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, seperti pencahayaan dan pengeringan pakaian.
Selain itu, penggunaan tenaga surya dapat menghasilkan penghematan energi listrik, membantu mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional.
2. Angin
Energi angin dapat dihasilkan melalui alat seperti ladang angin yang bekerja dengan menangkap energi dari aliran angin menggunakan turbin dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Metode ini dapat mencakup sistem pembangkit tenaga angin kelas komersial. Keuntungan utama dari energi angin adalah bahwa proses ini tidak menghasilkan emisi karbon dioksida atau polutan lainnya yang dapat merusak lingkungan.
Selain memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan, investasi dalam energi angin juga menciptakan peluang pekerjaan dan program pelatihan kerja.
3. Air
Tenaga air, atau hidroelektrik, melibatkan penggunaan bendungan untuk menghasilkan listrik, yang dikenal sebagai tenaga air penyimpanan pompa.
Sistem ini menawarkan manfaat yang sangat serbaguna dan mampu menghasilkan produk-produk besar seperti Bendungan Hoover. Keunggulan lainnya termasuk kemampuan untuk menyimpan energi dan menghasilkan daya listrik yang dapat diandalkan.
Energi hidroelektrik juga dianggap sebagai sumber daya yang bersih karena tidak menghasilkan emisi karbon selama operasionalnya, serta memberikan kontribusi positif pada keberlanjutan lingkungan.
4. Panas Bumi
Panas bumi, atau geothermal, merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik maupun panas.
Sumber energi ini berasal dari panas yang terdapat di bawah permukaan bumi. Proses pemanfaatan geothermal melibatkan pembuatan sumur atau galian yang mencapai kedalaman tertentu di titik panas bumi.
Prosedur ini dimulai dengan pemboran hingga mencapai lapisan bumi yang mengandung panas yang cukup besar. Ketika titik panas bumi tercapai, energi panas tersebut dapat dialirkan ke permukaan melalui pipa-pipa khusus. Selanjutnya, energi panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin.
Contoh Energi Tidak Terbarukan
1. Batu Bara
Batu bara, yang dihasilkan dari pembakaran, telah lama menjadi sumber utama energi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses memperoleh batu bara melibatkan pembuatan tambang baik di permukaan maupun di bawah tanah.
Meskipun batu bara menjadi sumber daya utama untuk pembangkit listrik, sayangnya, metode ini tidak mudah dan memiliki dampak lingkungan yang signifikan.
Penggunaan batu bara untuk tenaga listrik menyebabkan masalah serius terkait dengan emisi gas beracun dan polutan. Gas-gas tersebut, seperti sulfur dioksida dan partikel-partikel berbahaya, dapat merusak kualitas udara dan menghasilkan dampak negatif pada ekosistem dan kesehatan manusia.
2. Minyak Bumi
Minyak bumi, bahan bakar fosil cair, ditemukan terperangkap di bawah lapisan batuan dan memerlukan proses pengeboran yang kompleks untuk diambil.
Penggunaan minyak bumi umumnya terfokus pada bahan bakar kendaraan, tetapi dampaknya terhadap lingkungan cukup serius. Emisi gas yang dihasilkan selama pembakaran minyak bumi, terutama karbon dioksida, menjadi penyumbang utama perubahan iklim global.
3. Gas Alam
Gas alam, yang terbentuk dari metana, digunakan dalam bentuk LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk memasak dan keperluan rumah tangga lainnya.
Meskipun dianggap sebagai bahan bakar yang bersih, pengeboran dan pengambilan gas alam dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Metana yang dilepaskan selama proses ini dapat menjadi penyumbang signifikan terhadap efek rumah kaca.
4. Uranium
Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik tenaga nuklir. Meskipun dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar, penggunaan uranium memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Pengeboran uranium dan pengelolaan limbah nuklir menghadirkan risiko kecelakaan nuklir dan memunculkan permasalahan serius terkait dengan penyimpanan limbah radioaktif.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan kedua energi ini beserta contohnya. Semoga informasi ini menambah wawasan kita terhadap kedua energi ini.