Relay omron merupakan sebuah perangkat elektronik yang kerap kali ditemui di kendaraan. Perangkat ini sering digunakan sebagai saklar elektronik pada mobil ataupun motor. Fungsinya untuk mendukung kinerja dari berbagai komponen kendaraan yang berbasis elektronik.
Misalnya starter, lampu, klakson, AC, radio, dan alarm. Selain itu, komponen ini juga dipakai untuk membagi arus listrik yang melewati sebuah rangkaian. Arus listrik yang ada pada rangkaian dapat terbagi dengan merata di seluruh komponen kendaraan dan menjadikan kinerjanya lebih optimal.
Mau tau penjelasan lebih detail mengenai komponen satu ini, mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis, komponen penyusun, hingga cara kerjanya? Simak penjelasannya berikut ini!
Apa Itu Relay Omron?
Relay omron adalah perangkat elektromagnetik yang memiliki peran dalam mengubah energi listrik menjadi mekanik. Relay umumnya dipakai untuk mengatur aliran arus listrik di sebuah rangkaian.
Dengan adanya relay, maka arus listrik yang mengalis bisa didistribusikan merata ke semua komponen kendaraan serta bisa meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan.
Selain untuk mengontrol arus listrik yang mengalir, pemanfaatan relay juga untuk mengurangi resiko adanya penurunan tegangan pada kendaraan. Penurunan tegangan (voltage drop) kerap terjadi karena adanya perbedaan arus yang signifikan.
Dampak dari adanya penurunan tegangan bisa mempengaruhi kondisi aki kendaraan serta mengakibatkan aki cepat mengalami kehabisan daya.
Fungsi Relay Omron
Berikut beberapa fungsi dari relay omron yang perlu Anda ketahui.
1. Pengendali Arus Listrik pada Kendaraan
Mobil atau motor pastinya memakai komponen satu ini untuk dipakai sebagai pengendali arus listrik. Contohnya saat mobil sedang dinyalakan pasti akan memakai kontak starter. Aga starter bisa diputar, maka memerlukan adanya arus yang besar.
2. Pengontrol Panel Listrik
Anda bisa menemukan relay pada panel listrik. Fungsinya sebagai pengendali atas kontraktor yang memiliki kapasitas arus listrik yang cukup besar.
3. Melindungi Kelistrikan Klakson
Perlu diketahui bahwa adanya relay klakson pada kendaraan, baik mobil ataupun motor tidak akan berpengaruh pada pemakaian aki. Hal ini dikarenakan pengoperasian relay menggunakan listik. Manfaat relay pada klakson bertujuan supaya tidak menyebabkan kerusakan pada kendaraan.
4. Mengontrol Motor AC
Fungsi relay juga bisa ditemukan pada perangkat AC. Relay AC mempunyai fungsi untuk mengontrol motor kompresor, motor kipas, serta motor pompa pendingin supaya bisa kita kontrol dengan baik.
5. Sistem Kontrol Digital
Fungsi selanjutnya yaitu sebagai sistem kontrol digital yang pasti memerlukan relay agar mempunyai kemampuan beradaptasi dengan sinyal rendah, sensitivittas sedang, serta keandalan switching yang tinggi.
Jenis Relay Omron
Relay omron memiliki beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut.
1. Relay Umum (General Purpose)
Jenis relay ini paling umum dan sering dipakai dalam beragam kegunaan, salah satunya sebagai agaian dari panel kontrol serta sebagai alat yang bisa mengalihkan beban listrik.
Kelebihan utama dari relay jenis ini yaitu kemampuannya dalam menangani beragam beban serta mempunyai kapasitas cukup tinggi. Jenis relay ini kerap kali dipakai sebagai bagian dari sistem penggerak motor yang kinerjanya tergantung dari metode kontrol serta kondisi dalam panel kontrol.
2. Relay State Padat (Solid State Relay)
Relay state padat yaitu salah satu jenis relay omron yang memakai bahan semikonduktor berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, relay ini mempunyai fleksibilitas yang cukup tinggi dalam penggunaannya.
Relay state padat memiliki fungsi untuk menangani berbagai macam aplikasi, mulai dari penggunaannya pada proses switching, sebagai alat pengontrol di peralatan pemanas, dan mengendalikan arus mekanik untuk motor tiga fase.
3. Relay Tipe Terminal
Relay jenis ini mempunyai beragam keunggulan, salah satunya yaitu kemampuannya dalam menyederhanakan sambungan kabel, yang mana pada akhirnya bisa menghemat ruang yang ada di dalam panel kontrol.
Relay tipe terminal umumnya dipakai dalam kondisi di mana pemakaian sambungan kabel yang efisien serta penghematan ruang menjadi pertimbangan penting. Jenis relay ini bisa mempermudah proses instalasi serta pemeliharaan sistem kontrol.
Dengan memahami beberapa jenis relay omron yang tersedia, maka Anda bisa memilih jenis mana yang paling cocok dengan kebutuhan, memastikan kinerjanya dengan optimal, serta efisiensi dalam sistem kendaraan atau perangkat elektronik Anda.
Komponen Penyusun
Komponen penyusun relay memiliki peran cukup penting dalam operasinya yang sangat kompleks. Berikut beberapa komponen penyusun relay.
1. Voltase Listrik AC
Relay umumnya bekerja dengan voltase listrik arus bolak-balik (arus AC) sebagai inputnya. Voltase AC bisa bervariasi, tergantung dari spesifikasi dan aplikasi relay yang digunakan.
2. Voltase Listrik DC
Selain voltase AC, relay juga bisa beroperasi menggunakan voltase listrik arus searah (arus DC), tergantung dari model serta kebutuhan. Hal ini menjadikannya cukup fleksibel dalam beragam aplikasi yang membutuhkan jenis voltase listrik tertentu.
3. Koil
Koil merupakan komponen inti yang ada dalam relay, berupa gulungan kawat tembaga di sekitar inti magnet. Saat koil menerima aliran listrik, akan tercipta medan magnet yang mendorong atau menarik tuas relay, kemudian mengaktifkan atau menonaktifkan kontaknya sesuai kondisi yang diinginkan.
4. Papan Sirkuit
Papan sirkuit yang ada dalam relay mengandung beragam komponen elektronik, termasuk resistor dan transistor. Fungsinya sebagai pengontrol aliran listrik melalui koil dan kontak relay. Papan sirkuit ini dirancang secara presisi untuk memastikan kinerjanya supaya stabil.
5. Diode
Diode yang ada dalam relay dipakai untuk mengarahkan arus listrik menuju satu arah tertentu. Hal ini untuk melindungi sirkuit dari arus balik yang bisa merusak komponen elektronik lain. Diode juga memiliki peran untuk mengendalikan pemadaman relay serta memastikan operasi yang tepat.
Cara Kerja Relay Omron
Relay omron bekerja untuk menghasilkan gerakan mekanik saat memperoleh aliran arus listrik. Relay akan berada di dua kondisi, yakni kondisi rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup saat menghasilkan gerakan mekanis. Cara kerja relay ada dalam dua kondisi, yaitu kondisi NO dan NC.
1. Cara Kerja Saat Kondisi NO (Normally Open)
Normally open adalah kondisi saat saklar ada dalam rangkaian terbuka, aktif, serta mengalirkan arus listrik. Saat kumparan memperoleh supply arus listrik, tuas relay akan terbuka serta membuat arus listrik mengalir dalam rangkaian. Saat arus terputus, sirkuit kembali terbuka dan arus terhenti.\
2. Cara Kerja Saat Kondisi NC (Normally Close)
Normally close adalah kondisi saat relay bekerja di sistem rangkaian tertutup. Tipe relay ini mempunyai beragam keunggulan yang menjadikannya dianggap lebih praktis dalam berberapa aplikasi. Contoh keunggulannya yaitu fleksibiel dalam mengontrol aliran arus.
Pengguna bisa dengan mudah mengaktifkan relay sesuai kebutuhan pemakaian tanpa membutuhkan tindakan tambahan. Hal ini memungkinkan untuk dipakai dalam beragam situasi yang membutuhkan pemutusan sirkuit secara otomatis ketika relay diaktifkan.
Jadi, fungsi relay omron pada listrik tidak hanya sebatas sebagai pengendali arus. Relay dipakai sebagai penghubung serta pemutus arus listrik. Kemudian elektromagnetnya bisa menggerakkan switch. Dengan begitu, arus dengan daya kecil bisa mendistribusikannya menuju tegangan lebih tinggi.