Apa yang kamu bayangkan ketika pertama kali mendengar kata nanoteknologi ??
Kata Nano merupakan suatu ukuran yang sangat sangat kecil. Nano berasal dari bahasa Yunani yang berarti kardil. Ukuran 1 nanometer adalah seperjuta meter, yang sekitar 100 ribu kali lebih kecil dari lebar rambut manusia.
Membuat hal-hal baru pada skala yang sangat kecil ini disebut Nanoteknologi dan dideskripsikan sebagai sains yang berhubungan dengan kontrol materi pada skala atom dan molekul etana.
Nanoteknologi merupakan salah satu bidang sains yang paling menarik dan bergerak sangat cepat dalam zaman ini, dengan teknologi ini kita dapat membuat zat menjadi ukurannya sangat kecil.
Di Indonesia nanoteknologi masih terasa asing, beberapa bahan nano terjadi secara alami sehingga kamu dapat menemukannya di mana-mana. Struktur nano yang terjadi secara alami terdapat pada tumbuhan dan hewan, misalnya struktur Nano di mata serangga untuk memastikan anti refleksi cahaya dan efek menolak air atau dibilang hidrofobik sehingga mereka bisa terbang dengan aman.
Baca juga Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Indonesia
Nanoteknologi sendiri pertama kali dideskripsikan oleh Richard Feynman pada sebuah pidato ilmiah yang diselenggarakan oleh American PhysicalSociety di Caltech (California Institute of Technology), 29 Desember 1959 dengan judul “There’s Plenty of Room at the Bottom” yang berarti ada banyak ruang di bawah. Dalam pidato ini Richard Feynman membahas pentingnya memanipulasi dan mengendalikan sesuatu pada skala yang sangat kecil. Dia menggambarkan bagaimana fenomena fisik mengubah manifestasinya bergantung pada skala atom. Inilah cikal bakal dari nanoteknologi, sehingga Richard Feynman dijuluki sebagai bapak nanoteknologi.
Sebenernya istilah nanoteknologi digunakan pertama kali oleh ilmuwan Jepang yaitu Prof Norio Taniguchi dari Tokyo Science University tahun 1974 dalam makalahnya yang berjudul “On Basic Concept of ‘Nano-Technology’, produksi teknologi yang menciptakan objek dan fitur berdasarkan urutan nanometer.
Untuk melihat suatu atom tentu bukan hal yang mudah, dan melakukan rekayasa tentunya diperlukan peralatan yang canggih dan super sensitif. Selain itu mikroskop biasa tidak dapat melihat dalam ukuran skala nano.
Mengapa mikroskop biasa tidak bisa menyentuh bahan nano ??
Hal ini dikarenakan bahan nano ukurannya sangat sangat kecil, sedangkan mikroskop biasa hanya bisa menangkap cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 500 sampai 706 nm atau kita bisa warna pelangi. Bahan nanoteknologi saat ini sudah banyak digunakan diindustri.
Nah ini dia tujuan adanya nanoteknologi, dimana kita dapat menciptakan benda yang sangat kecil namun memiliki kekuatan. Itulah sedikit pembahasan tentang nanoteknologi yang merekayasa tentang bahan atau molekul dengan skala yang sangat kecil.
Jangan lupa Ikuti INSTAGRAM dan FACEBOOK kami di ILMU TEKNIK dan dapatkan informasi seputar dunia teknik setiap harinya.