Amperemeter Lithium Ion: Jenis-Jenis dan Cara Penggunaannya

Diposting pada

Amperemeter lithium ion biasanya dipakai untuk mengukur besar arus yang melewati kawat penghantar. Alat ini sering digunakan oleh teknisi elektronik yang umumnya menjadi satu dengan avometer atau multitester.

Yang menjadi bagian terpenting dari amperemeter yaitu galvanometer yang cara kerjanya menggunakan prinsip gaya antara kumparan berarus dengan medan magnet. Lalu, bagaimana cara penggunaan alat satu ini? Agar tidak salah mengatikan, yuk simak informasi penting berikut ini!

Apa Itu Amperemeter?

Apa Itu Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang kerap kali dipakai untuk mengukur kuat arus AC pada rangkaian elektronika. Ketika menggunakan amperemeter, besarnya arus listrik yang melalui rangkaian bisa diketahui dengan akurat.

Cara penggunaan amperemeter hanya harus dipasang seri pada penghantar dan biasanya akan langsung bekerja ketika dipasang pada bagian ujung penghantar. Alat ukur ini umumnya bekerja menurut gaya Lorentz dan gaya magnetis.

Nantinya, tegangan arus yang melewati kumparan akan diselimuti medan magnet. Dengan begitu akan memunculkan gaya Lorentz dan dapat menggerakkan jarum ampere. Apabila tegangan arus yang mengalir semakin besar, maka simpangan yang dimiliki akan semakin besar pula.

Tentu saja alat ini memiliki batasan kapasitas maksimum dalam penggunaannya. Tapi, untuk mengatasi hal ini, Anda bisa mencoba memakai rangkaian paralel yang dipadukan menggunakan resistor shunt guna memperbesar angka pengukurannya.

Bagian-Bagian Amperemeter Lithium Ion

Bagian-Bagian Amperemeter Lithium Ion

Amperemeter terdiri atas bagian-bagian utama seperti galvanometer, terminal positif dan negatif, skala maksimum, batas pengukuran, resistensi shunt, serta pengukur jarum atau pointer.

1. Galvanometer

Galvanometer merupakan alat yang bekerja memakai  prinsip gaya Lorentz yang dibuat dari inti besi berlapis gulungan kawat yang cukup halus. Dengan memakai prinsip Lorentz, maka pengukuran arus listrik bisa memperoleh hasil akurasi yang cukup tinggi.

Inti besi ditopang pada sebuah poros yang mempunyai sedikit tahanan terhadap gerakan, yang mana kumparan diletakkan di antara kedua kutub magnet permanen. Saat arus listrik melewati kumparan, maka inti besi akan menjadi magnet lalu tertarik menuju kutub magnet.

Inti besi lalu akan berputar dan jarum pointer akan menunjukkan intensitasnya di skala amperemeter. Untuk memperbesar batas pengukuran amperemeter, maka galvanometer bisa disusun paralel dengan resistor atau hambatan listrik yang memiliki nilai hambatan rendah.

2. Terminal Positif dan Negatif

Pada amperemeter, terminal positif berfungsi sebagai input positif. Sedangkan terminal negatif berfungsi sebagai output negatif.

3. Batasan Pengukuran

Batasan pengukuran merupakan nilai maksimum yang ada di setiap amperemeter. Nilai maksimum ini menunjukkan nilai tertinggi yang bisa diukur menggunakan amperemeter.

4. Skala Maksimum

Skala maksimum merupakan tampilan panel yang menunjukkan batas nila tertinggi. Terdapat beberapa cara untuk membaca amperemeter. Dalam mengukur nilai resstansi, bisa dilihat dari kanan ke kiri. Sedangkan dalam mengukur arus, nilainya bisa dilihat dari kiri ke kanan.

5. Resistansi Shunt

Resistansi shunt merupakan komponen yang terdapat dalam amperemeter dan berfungsi untuk membuat jalur hambatan listrik yang rendah. Dengan begitu akan memungkinkan untuk melewati titik lai dalam rangkaian.

Resistansi shunt juga mempunyai nilai yang  sama atau kurang dari 1 ohm. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyimpangan ataupu metode pengukuran arus yang salah saat amperemeter dihubungkan dengan rangkaian.

6. Pointer Jarum

Jarum amperemeter merupakan komponen yang diletakkan di inti besi dan kumparan dalam membantu menunjukkan nilai di skala analog. Di amperemeter digital, nilai yang terdapat dalam skala ditunjukkan dengan tampilan angka-angka digital.

Jenis Amperemeter

Ada dua jenis amperemeter jika dilihat dari cara membacanya, yaitu amperemeter analog dan digital. Lalu, apa perbedaannya? Yuk simak penjelasannya berikut.

1. Amperemeter Analog

Amperemeter Analog

Amperemeter analog merupakan alat pengukuran yang mana skalanya diketahui melalui jarum pointer atau jarum penunjuk. Ada dua jenis amperemeter analog, yaitu:

  • Amperemeter AC, dipakai untuk mengetahui besar kecilnya arus yang ada dalam rangkaian listrik AC. Alat ukur ini umumnya ada dalam susunan seri. Alat ini memperoleh arus melalui penghantar yang sudah terpasang di rangkaian listrik AC.
  • Amperemeter DC, dipakai untuk mengetahui besar kecilnya arus yang ada dalam rangkaian listrik DC. Dapat diketahui bahwa amperemeter tidak hanya dapat dipakai untuk mengukur arus listrik AC, namun juga bisa untuk arus DC yang terhubung secara seri. Penggunaannya hampis sama dengan amperemeter AC.

2. Amperemeter Digital

Amperemeter Digital

Tidak sama dengan versi analog, pada amperemeter digital cara membacanya bisa dilihat secara langsung dalam bentuk angka digital. Dengan begitu, hasil pengukuran bisa lebih mudah dan akurat.

Terlebih dalam membaca nilai hasil pengukuran menggunakan amperemeter digital bisa menunjukkan nilai yang tepat. Hal ini dikarenakan pengguna cukup melihat dan membaca urutan angka yang ada di layar.

Cara Penggunaan Amperemeter

Dalam memakai amperemeter lithium ion, maka harus paham benar cara penggunaannya. Jika tidak, maka hasil pengukuran tidak akan tepat dan bisa juga menunjukkan hasil minus jika salah menggunakannya.

Perlu diketahui bahwa terdapat dua cara penggunaan amperemeter. Berikut penjelasannya.

1. Cara Pemakaian Amperemeter Tanpa Clamp Ampere

Cara Pemakaian Amperemeter Tanpa Clamp Ampere

Taukah Anda, apa itu clamp ampere? Clamp ampere merupakan alat yang dipakai untuk membentuk kalang tertutup. Alat ini berbentuk melingkar dan bisa disatukan atau dipisahkan dengan alat ukur. Amperemeter yang tidak menggunakan clamp ampere adalah jenis analog.

Adapun cara pengukurannya yaitu:

  • Pasang alat ukur menjadi seri dengan beban.
  • Knob pemilih cakupan harus disetting mendekati cakupan yang telah diprediksi menurut perhitungan arus. Ini dilakukan secara teori.
  • Tentukan batasan ampere dengan cara memurat knob di alat ukur.
  • Apabila rangkaian telah dipastikan benar, nyalakan sumber tegangan.
  • Amati jarum penunjuk yang terdapat dalam skala V dan juga A. cara membaca yang tepat bisa ditunjukkan dari posisi jarum yang nilainya lebih besar dari 60% skala penuh meter.
  • Periksa cakupan yang ada apabila mendapati simpangan yang cukup kecil. Cek juga pembacaan cakupan. Apabila “Ya”, artinya pembacaan masih ada di bawah cakupan pengukuran. Oleh sebab itu, Anda dapat mematikan power supply dan mengubah knop ke cakupan yang lebih kecil.
  • Hidupkan sumber tegangan supaya lebih mudah dalam membacanya.
  • Langkah terakhir yaitu hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan. Hal ini bisa menyebabkan arah simpangan jarum jadi berlawanan dengan yang seharusnya. Jangan sampai arus menjadi terlalu besar, karena bisa merusak jarum pointer.
  • Yang terpenting, dalam pengukuran, perhatikan polaritas saat Anda mengukur Amperemeter jenis DC.

2. Cara Pemakaian Amperemeter dengan Clamp Ampere

Cara Pemakaian Amperemeter dengan Clamp Ampere

Jenis alat ukur yang biasanya memiliki clamp ampere yaitu model amperemeter digital. Cara penggunaannya yaitu sebagai berikut:

  • Anda tidak perlu memutus rangkaian ketika mengukur.
  • Letakkan saja clamp ampere pada kabel yang ingin diukur.
  • Sebelum itu, pilih range yang sesuai.

Amperemeter lithium ion merupakan alat yang dipakai untuk mengukur besar arus listrik. Apabila Anda menginginkan pengukuran yang ideal dan akurat, maka harus paham betul mengenai fungsi, jenis, hingga cara penggunaannya supaya lebih cermat lagi dalam memakai amperemeter.