Klasifikasi Boiler
Berbagai bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan adanya evaluasi terhadap produk-produk boilersebelumnya yang memiliki kelemahan dalam pengelolaan gas buang boileryang mempengaruhi lingkungan dan produk steamnya. Berikut klasifikasi boileryang telah berkembang :
Berdasarkan tipe pipa
Adapun klasifikasi boiler berdasarkan tipe pipanya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Fire Tube
Tipe boiler pipa api mempunyai karakteristik : menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang rendah. Cara kerja : proses pengapian terjadi di dalam pipa, kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan langsung ke dalam boileryang berisi air. Besar dan kontruksi boiler mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan oleh boiler tersebut.
b. Water Tube
Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik : menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang tinggi.
Cara kerja : proses pengapian terjadi di luar pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air namun sebelumnya air tesebut dikondensasikan terlebih dahulu melalui economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah steam–drum. Melalui tahap secondary superheater dan primary superheater tekanan dan temperature akan disesuaikan, jika telah sesuai baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi. Di dalam pipa air, air yang mengalir harus dikondensasikan tertahap mineral atau kandungan lainya yang larut di dalam air tersebut. Hal ini merupakan faktor utama yang harus diperhatikan tertahap boilertipe ini.
Berdasarkan bahan bakar yang digunakan
Adapun klasifikasi boiler berdasarkan bahan bakar yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Solid Fuel
Tipe boilerbahan bakar padat memiliki karakleristik : harga bahan baku pembakaran relative lebih murah dibandingkan dengan boiler yang digunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai efisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boilertipe listrik. Cara kerja pemanasan yang lerdiri akibat pembakaran antara pencampuran hahan bakar padat (batubara, bagasse, rejected product, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
b. Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua tipe. Nilai efisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler bahan bakar padat dan listrik
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara pencampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan oksigen dan sumber panas.
c. Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat pencampuran bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
d. Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku pemanasan relalive lebih murah dibandingkan boiler yang menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensidari tipe ini paling rendah jika dibandingkan dengan semua tipe boilerberdasarkan bahan bakarnya.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik yang menyupali sumber panas.
Berdasarkan kegunaan boiler
a. Power Boiler
Tipe power boilermemiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil steam untuk pembangkit listrik dan sisa steam digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steamyang dihasilkan oleh boiler ini menggunakan tipe water tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu memutar steam turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
b. Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil steamatau air panas untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan pemanas.
Cara kerja : steamyang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube atau fire tube boiler, hasil steamyang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang sedang.
c. Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil steamatau air panas yang digunakan untuk pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalakan proses operasi komersial.
Cara kerja : Steamyang dihasilkan boiler ini dapat menggunakan tipe water tube atau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar dan tekanan yang rendah.
d. Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil steamatau air panas tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.
Cara kerja : steamyang dihasilakan boiler ini menggunakan tipe fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah.
e. Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik : kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap panas yang tidak dipakai. Hasil steamini digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steamyang dihasilakan boiler ini menggunakan tipe water tube boileratau fire tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang besar.
Berdasarkan kontruksi boiler
a. Package Boiler
Perakitan boilertipe package memiliki karakteristik : dilakuakan di pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk boiler.
b. Site Erected Boilier
Tipe site erected boilier memiliki karakteristik : perakitan boiler dilakukan di tempat akan berdirinya boiler tersebut, pengiriman dilakukan per komponen.
Berdasarkan tekanan kerja boiler
a. Low Pressure Boiler
Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini memiliki tekanan steamoperasi kurang dari 15 Psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah 160 Psig atau temperatur dibawah 250 ˚F.
b. High Pressure Boiler
Tipe high pressure boiler memillki karakteristik : tipe ini memiliki tekanan steamoprasi diatas 15 Psig atau menghasilkan air panas dengan tekanan di atas 160 Psig atau temperatur diatas 250 ˚F.
Berdasarkan cara kerja pembakaran bahan bakar
a. Stoker Combustion
Tipe stoker combustion karakteristik : tipe ini memanfaatkan bahan bakar padat untuk melakukan pembakaran, bahan bakar padat dimasukan ke dalam ruangan pembakaran melalui conveyor atau manual. Tipe ini memiliki sisa pembakaran yang harus ditangani berupa debu yang dapat mencemari lingkungan.
b. Pluverized Cool
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu dengan ball mill atau roller millsehingga batubara memiliki ukuran kurang dari 1 mm, kemudian batubara berupa bubuk ini disemprotkan ke dalam ruang pembakaran.
c. Fluidzed Coal
Cara kerja : Proses ini menghancurkan batu bara dengan crusher, sehingga batubara memiliki ukuran kurang dari 2 mm, pada proses ini pembakaran dilakukan dalam lapisan pasir, batubara akan langsung membara jika mengenai pasir.
d. Firing Combution
Tipe firingmemiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan bahan bakar cair, padat, dan gas untuk melakukan pembakaran, pemanasan yang terjadi lebih merata.
Cara kerja : bahan bakar cair digunkan sebagai prelimiry firing fuel dimasukan kedalam ruang pembakaran melalui oil gun. Setelah tercapai temperatur yang sesuai, pembakaran diambil alih oleh coal nozzle atau gas nozzle.
Air Bahan Baku Boiler
Adapun standar air yang baik dugunakan untuk bahan baku boiler yaitu :
a. Air yang diumpankan ke boiler harus memenuhi spesifikasi yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
b. Air harus bersih, tidak berwarna dan bebas dari kotoran yang tersuspensi.
c. Kesadahan nol. Maksimum 0,25 ppm CaCO3
d. pH 8 hingga 10 memperlambat korosi. pH kurang dari 7 mempercepat korosi dikarenakan asam.
e. O2 terlarut kurang dari 0.02 mg/l. Adanya S02 mengakibatkan korosi.
f. Co2 harus dijaga rendah. Keberadaannya dengan O2 menyebabkan korosi, terutama pada komponen yang terbuat dari tembaga maupun bahan campuran tembaga.