ILMU TEKNIK : Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian dengan Regulator IC pada Mobil Avanza K3VE

Diposting pada

Komponen sistem pengisian yang bekerja menghasilkan arus untuk mengisi baterai yaitu alternator, pada alternator terdapat rotor coli, stator, slip rings, sikat arang, diode, dan regulator. Regulator merupakan salah satu komponen yang bekerja meregulasi tegangan yang masuk ke dalam baterai. Dalam sistem pengisian konvensional regulator yang digunakan yaitu tipe regulator kontak point sedangkan pada sistem pengisian Toyota Avanza K3VE menggunakan regulator tipe IC regulator. Saat ini, sistem pengisian yang lebih banyak digunakan yaitu yang menggunakan regulator IC.
Tentu saja penggunaan sistem pengisian dengan regulator IC pada mobil Avanza K3VE pasti ada alasannya.  Alasan tersebut tentu saja berhubungan dengan kelebihan dari regulator IC dibandingkan dengan regulator konvensional.


Adapun kelebihan dari sistem pengisian dengan regulator IC dibandingkan dengan sistem pengisian dengan regulator konvensional antara lain :
1. Tegangan dan arus  dihasilkan oleh sistem pengisian lebih stabil
2. Ukuran dari regulator IC lebih kecil sehingga dapat dijadikan satu dengan alternator
3. Rangkaian sistem pengisian lebih sederhana
4. Pada sistem pengisian dengan regulator IC tidak memerlukan penyetelan, berbeda    
     dengan regulator konvensional yang menggunakan kontak point. Penggunaan kontak
     point ini memerlukan penyetelan karena berkemungkinan dapat aus.
5. Ukuran alternator dapat dibuat lebih kecil untuk tegangan yang dihasilkan sama besar.
6. Diameter rotor lebih kecil guna meningkatkan kecepatan putaran alternator.
7. Lubang radiasi dibuat lebih banyak dan kipas pendingin dibuat berada di dalam
    alternator sebagai upaya mengoptimalkan proses pendinginan.
Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Toyota Avanza K3VE
Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami gangguan selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul beberapa akibat, seperti:
·         Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Kabel alternator terkelupas atau putus.
3. Alternator rusak
4. Regulator tegangan rusak
5. Baterai rusak
·         Alternator berisik. Hal ini karena:
1. Belt alternator kendor atau sudah aus.
2. Flens puli alternator bengkok
3. Alternator rusak
4. Dudukan alternator kendor
·         Lampu atau sekering seringkali putus. Hal ini karena:
1. Sistem perkabelan ada yang rusak.
2. Alternator rusak
3. Aki rusak.
·         Lampu pengisian akan menyala, bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal. Ini terjadi kalau tegangan dari terminal N alternator kurang dari jumlah yang diperlukan.
·         Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup adalah tanda terjadi masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena undercharge atau overcharge.

Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Energi listrik yang dihasilkan alternator ini harus sesuai dengan beban listrik yang dipakai. Mobil umumnya mempunyai tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 volt.
Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2 volt disebut overcharge. Bila dibiarkanundercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik, sehingga mesin tidak dapat di starter.
Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik yang besar. Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator berlebih. Ini akan membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki menjadi panas dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu kedua kondisi ini harus dihindari.
Untuk mencegah agar tidak terjadi kerusakan pada system pengisian, kita juga harus melakukan perawatan pada system pengisian. Perawatan sistem pengisian meliputi beberapa hal, antara lain:
1.      Perawatan baterai
2.      Pemeriksaan V belt
  1. Perawatan Baterai
Perawatan baterai meliputi dua hal, yaitu:
           Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain.
           Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit.
  1. Pemeriksaan V belt
Pada sistem pengisian V belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator. Apabila tegangan V belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga kecepatan putaran alternator kurang dan akibatnya out put alternator kurang.
Penurunan tegangan V belt disebabkan oleh keausan V belt karena faktor usia atau perubahan penyetelan. Kerusakan yang terjadi pada V belt akibat dimakan usia, diantaranya: V belt aus, elastisitas menurun dan V belt menjadi pecah. apabila kerusakan pada V belt tidak diperhatikan maka terdapat kemungkinan V belt putus pada saat kondisi mesin hidup.

1 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *