Pengertian Konsolidasi Tanah dan Jenisnya

Diposting pada

Konsildasi Tanah – Tanah adalah material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi yang tercampur dengan bahan-bahan organik yang lapuk disertai zat cair dan gas yang mengisi rongga-rongga pada partikel padat tersebut (Wilson & Susilo, 2018). Penambahan beban pada suatu tanah jenuh (tanah berpramebilitas rendah), dapat mengakibatkan lapisan tanah dibawahnya mengalami pemampatan. Semua beban/tegangan yang bekerja, akan ditahan oleh massa air yang terperangkap pada rongga pori tanah. Pembebanan tanah jenuh berpreamibilitas rendah mengakibatkan perbedaan tekanan air pori pada lapisan tanah yang diikuti penurunan tanah (Hardiyatmo, 2003).

Baca juga Metode Pemasangan Paving Block yang Tepat

Hal tersebut terjadi karena sifat air yang tidak mudah dimampatkan (incompressible), sedangkan struktur butiran (agregat) tanah bersifat dapat dimampatkan (compressible). Tekanan air yang timbul akibat adanya pembebanan disebut tegangan air pori lebih (excess pore pressure). Jika tegangan ini melebihi tegangan hidrostatik menyebabkan air akan mengalir keluar dari rongga pori tanah secara perlahan-lahan. Bersamaan dengan keluarnya air tersebut, tegangan akibat pembebanan secara perlahan-lahan akan dialihkan dan pada akhirnya akan ditahan seluruhnya oleh kerangka butiran tanah yang diikuti dengan proses mendekatnya butiran tanah satu sama lain (Wesley, 2012). Kejadian tersebut mengakibatkan terjadinya deformasi,  yaitu perubahan volume yang besarnya kurang lebih sama dengan volume air yang keluar. 

Pengertian Konsolidasi

Pengertian Konsolidasi adalah proses pengurangan volume tanah secara perlahan-lahan pada tanah jenuh berpreamebilitas rendah akibat air pori mengalir keluar.  Menurut (Dermawan, 2009) konsolidasi tanah terjadi akibat tanah jenuh mengalami kompresi dalam  jangka waktu tertentu akibat pembebanan. Dapat dikatakan, pengertian konsolidasi adalah proses terperasnya air tanah akibat pembebanan yang terjadi sebagai fungsi waktu karena permeabilitas tanah kecil. Proses ini terus berlangsung sampai kelebihan tekanan air pori hilang. Terjadinya konsolidasi pada tanah dapat diamati perubahan tekanan air pori dan waktunya dengan alat piezometer. Besarnya penurunan (settlement) dapat diukur dari titik referensi ketinggian yang ditetapkan.

Hal tersebut digunakan dalam menentukan besarnya perubahan volume, beserta jangka waktu yang perlukan pada proses perubahan volume. Besarnya penurunan pada tanah dipengaruhi oleh ;besarnya tegangan yang terjadi, ketebalan lapisan tanah, dan tingkat kompresibilitas tanah. Kebalikan dari proses konsolidasi yaitu proses pemuaian (swelling),dimana volume tanah secara perlahan-lahan bertambah akibat tekanan air pori berlebih negatif (berkurang). Pada dasarnya volume butiran tanah tetap, terjadinya perubahan volume disebabkan oleh perubahan volume pori tanah. Deformasi terjadi hanya jika air pori tanah terdorong keluar (berdisipasi). Pergerakan air pori tergantung pada tingkat preamibilitas suatu tanah.

Baca juga Perhitungan Kapasitas Produksi Masing – Masing Alat Berat

Koefisien rembesan pada jenis tanah berbutir kasar (pasir dan kerikil) memiliki preamibilitas yang tinggi dibandingkan tanah halus sehingga deformasi volume terjadi dengan segera. Sedangkan koefisien rembesan pada tanah halus (lanau dan lempung) sangat kecil sehingga penambahan tekanan air akan berkurang dengan waktu yang sangat lama segera (M.Das, 1995). Penurunan konsolidasi pada umunya terjadi jauh lebih besar dan lama dibandingkan dengan penurunan. Terjadinya suatu penurunan pada tanah (settlement) tidak hanya karena konsolidasi, oleh karena itu agar lebih jelas dalam memperkirakan penurunan akibat pembebanan diilustrasikan sebagai berikut:

Gambar B.1 Keadaan dimana perubahan tegangan menyebabkan penurunan
Gambar B.2 Keadaan dimana kenaikan tegangan vertikal menyebabkan perubahan volume tanah Sumber: (Wesley, 2012)

Pada tanah yang mengalami pembebanan diatasnya, total konsolidasi yang terjadi terdiri atas tiga jenis, antara lain:

  1. Konsolidasi elastis, dimana perubahan pada volume konstan dikarenkan kompresi vertikal dan ekspansi lateral.
  2. Konsolidasi primer, adalah perubahan pada volume akibat pengaliran air pori dari rongga pori tanah sampai proses dispasi selesai, dan merupakan fungsi dari permeabilitas dan kompresibilitas tanah.
  3. Konsolidasi sekunder, adalah pemampatan tanah setelah kosolidasi primer selesai yang dipengaruhi oleh perilaku tanah seperti creep, particle fracture, dan sebagainya.

Baca juga Apa itu Sifat Kembang Susut Tanah ??

Dari ketiga jenis konsilidasi tersebut, konsolidasi primer merupakan komponen yang utama, dan dapat diperkirakan secara wajar. Secara praktis dalam penyelesaian suatu kasus, cukup dengan berasumsi bahwa rembesan, deformasi dan regangan hanya berlangsung dalam satu arah saja, yaitu konsolidasi satu dimensi dalam arah vertical (one-dimensional consolidation).

Semoga artikel ini tentang Pengertian dan Jenis Konsolidasi Tanah ini bermanfaat . Jangan lupa ikuti INSTAGRAM dan FACEBOOK kami dan dapatkan informasi seputar dunia teknik setiap harinya.

Saat ini bekerja sebagai Engineering staff di PT Bali Nusaintan, Bali. Menguasai skill dasar mechanical dan electrical, serta pengetahuan umum tentang teknik sipil dan bangunan. Memiliki website ilmuteknik.id yang membahas pengetahuan dan tips tentang bangunan, kelistrikan serta pengetahuan umum dibidang teknik. Saat ini telah menjangkau pengunjung sabanyak 1000 visitor/day. Telah 6 tahun terjun dalam dunia blogging, menguasai skill copywriting, SEO, dan SEM. Menyediakan jasa link placement, backlink wikipedia, dan penulisan artikel.

2 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *