ILMUTEKNIK.ID – Apakah anda sedang berencana untuk membangun rumah? gedung? atau kosan?Jika iya, tentunya anda harus mempertimbangkan penggunaan material secara matang matang. Salah satu material yang sering digunakan yaitu bata, namun taukah anda bahwa sekarang sudah ada bata ringan. Bata ringan ini perlahan mulai menggantikan penggunaan bata merah sebagai material bangunan, hal ini disebabkan karena sifat bata ringan ini kuat dan tentunya ringan.
Bahan baku pembuatan bata ringan ini yaitu (semen, pasir kuarsa, dan gipsum) yang diberi campuran pasta alumunium. Langkah pertama dalam membuat bata ringan yaitu mencampur semua bahan diatas untuk dijadikan satu adonan. Adonan yang telah tercampur rata kemudian dituangkan ke dalam bejana agar kemudian mengembang. Setelah mengering, potong bata ringan sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Langkah terakhir yaitu memasukkan potongan bara ringan ke dalam mesin autoclaved selama beberapa jam. Proses ini akan meningkatkan kekuatan bata ringan. Mari kita bahas lebih lengkap mengenai bata ringan ini. Tambah ILMU Kayu kalian >>> ILMUTEKNIK : Fungsi dan Manfaat Bagian-Bagian Kayu dalam Proyek Konstruksi 1. Jenis Bata Ringan Ada 2 jenis bata ringan yang beredar di toko bangunan yaiu bata ringan jenis Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan bata ringan jenis Cellular Lightweight Concrete (CLC). Kedua jenis bata ringan ini memiliki campuran material yang sama namun hanya komposisi materialnya saja yang dibuat berbeda. Perbedaan selajutnya terletak pada proses pengeringannya, bata ringan AAC dikeringkan dengan menggunakan tekanan tinggi sementara bata ringan CLC dikeringkan dengan metode alami yaitu dijemur dibawah sinar matahari. 2. Kekuatan Bata Ringan ( Bata Ringan VS Bata Merah)
- Apakah anda bertanya-tanya manakah yang lebih kuat antara bata ringan atau bata merah?
- Kenapa tembok bata merah lebih susah dipaku daripada tembok bata ringan?
Hal ini disebabkan oleh ketebalan plesternya. Menurut pengamatan saya pribadi ketebalan plester semen dinding bata merah berkisar antara 1-3 cm sementara plester semen dinding bata ringan hanya 4-5mm. Plester semen inilah yang membuat tembok susah dipaku, namun jika kita sudah sampai lapisan bata merah maka paku dapat menancap dengan mudah. Jika anda masih tidak yakin maka anda dapat melakukan uji coba secaea langsung. Siapkan satu buah bata merah dan satu buah bata ringan lalu cobalah untuk memaku kedua bata tersebut, maka anda dapat merasakan perbedaan yang sangat jauh. 3. Pemasangan Lebih Cepat dan Rapi Jika dilihat dari ukurannya saja dapat dipastikan kalau proses pemasangannya akan lebih cepat dari pada bata merah.Ukuran bata merah sendiri yaitu (20x10x5)cm sementara bata ringan (60x20x10)cm, untuk berat bata merah biasanya berkisar antara 1,5kg-3kg bergantung rumah produksinya. Sementara ukuran bata ringan bisa dilihat pada tabel spesifikasi dibawah ini: Tambah ILMU Kayu kalian >>> ILMU TEKNIK : JENIS-JENIS KAYU UNTUK KUSEN RUMAH Spesifikasi Bata Ringan BRIKA
Panjang (L) | : | 600 mm |
Tinggi (H) | : | 200 mm |
Tebal (T) | : | 75 mm dan 100 mm |
Berat kering | : | ± 750 Kg/m3 |
Daya tekan | : | ± 45 Kg/cm2 |
Ukuran : 20x10x5Bata Merah
Harga Satuan : Rp.900,00
Dalam 1 m² tembok akan ada bata merah utuh sebanyak 63 biji. Maka Rp.900,00 x 63 = Rp.56.700,00. Lanjut ke adukan semen, anggap saja biaya yang dikeuarkan untuk adukan semen yaitu Rp.50.000,00. Jadi jika dijumlahkan menjadi Rp.106.700,00
Bata Ringan
Ukuran : 60x20x10
Harga Satuan : Rp.10.000,00
Wah, rasanya bata ringan cocok untuk konstruksi calon rumah saya. Terima kasih informasinya.