Cara Merancang Instalasi Listrik pada Bangunan

Diposting pada

Taukah kamu bahawa instalasi listrik berfungsi untuk menyalurkan energi listrik ke beban, misalnya tv, lampu, kulkas, kipas angin, dan lain sebagainya. Sementara dalam proses merancang instalasi listrik terdapat berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan.

Seorang perancang instalasi listrik harus dapat mempertimbangkan banyak hal, sehingga dapat memenuhi persyaratan dari pemilik bangunan (konsumen) tanpa mengabaikan faktor keamanan, kenyamanan, dan ekonomi.

Berikut ini merupakan standar instalasi listrik yang berlaku di Indonesia

  1. Syarat-syarat dalam PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) dulunya PUIL 2000
  2. Ketentuan Standar Nasional Indonesia
  3. Syarat-syarat dalam IEC (International Electrotecnical Commision)
  4. Ketentuan Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN)

Baca juga Metode Kerja Penyambungan Kabel NYY 4x95mm

Rancangan Instalasi Listrik

Ketentuan Umum dalam Rancangan Instalasi Listrik

Sebuah rancangan instalasi listrik yang baik untuk sistem penerangan, daya, kendali, sinyal,dll, ditentukan oleh beberapa aspek dibawah ini:

  1. Lokasi titik kebutuhan
  2. Beban tersambung instalasi
  3. Kebutuhan listrik
  4. Peryaratan teknis sistem proteksi, kendali dan penghantar
  5. Persyaratan lingkungan seperti sosial, iklim, dan peraturan-peraturan daerah

Isi Rancangan Instalasi Listrik

Rancangan Instalasi Listrik berisikan berbagai berkas berupa gambar rancangan dan uraian teknik yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembangunan. Berikut akan ILMUTEKNIK uraikan tentang isi rancangan instalasi listrik ini:

  1. Gambar situasi
    • letak bangunan atau lahan
    • situasi bangunan atau lahan
  2. Gambar instalasi yang terdiri dari
    • Rancangan tata letak perlengkapan listrik
    • Rancangan gawai kendali
    • Gambar rangkaian mulai dari sirkit utama, sirkit cabang hingga sirkit akhir.
    • Tanda gambar
  3. Diagram garis tunggal
  4. Gambar rinci fisik
    • PHB
    • Perlengkapan lain
    • Cara pemasangan beserta cara opengoperasiannya
  5. Perhitungan teknis
    • Susut tegangan
    • Beban terpasang dan beban maksimum
    • Arus hubung singkat dan daya hubung singkat
    • Jenis penghantar dan KHA (kemampuan hantar arus) penghantar
  6. Bahan instalasi listrik
    • Jumlah dan jenisnya
    • Spesifikasi teknis yang diisyaratkan
  7. Uraian teknis
    • Ketentuan sistem proteksi
    • Prosedur pengujian / test commissioning
    • Jadwal dan waktu pelaksanaan
  8. Perkiraan biaya

Tujuan rancangan instalasi listrik ini adalah untuk menjamin bahawa instalasi listrik berjalan sesuai maksud dan penggunaannya, sehingga aman digunakan.

Langkah-langkah perencanaan instalasi listrik pada bangunan

Pada dasarnya cara merancang instalasi listrik pada bangunan harus mengacu ke beban listrik yang digunakan, berapa besarnya daya, bagaimana karakteristiknya dan peruntukan beban listrik tersebut.

Jika aspek-aspek diatas telah diketahui maka dapat dilanjutkan dengan perancangan sirkit akhir yang dapat melayani beban tesebut. Beberapa titik beban disuppy oleh satu sirkit akhir dari panel hubung bagi, sedangkan panel hubung bagi mendapat supply dari sirkit cabang atau dapat juga langsung dari sirkit utama.

Baca juga 7 Tips Memasang Lampu Downlight yang Tepat

Cara merancang instalasi listrik pada bangunan dapat berdasarkan langkah-langkah berikut ini:

Langkah perencanaan instalasi listrik ke-1

Carilah gambar denah banguanan tersebut dan catat dimanakah beban akan ditempatkan beserta besarnya beban tersebut. Berikut data yang perlu dimiliki:

  • Beban tersambung
    Jumlah daya nominal kontinu dari mesin dan perlengkapan yang disambungkan pada instalasi, dalam satuan VA, kVA, Watt atau kW.
  • Kebutuhan
    Beban listrik pada terminal penerima harus sama rata selama jangka waktu tertentu, dalam satuan VA, kVA, Watt atau kW, sementara jangka waktu dapat berupa 15 menit, 30 menit, atau 1 jam.
  • Kebutuhan maksimum
    Kebutuhan terbesar yang terjadi pada jangka waktu tertentu. Untuk rumah biasanya terjadi pada malam hari. Misalnnya dari kebutuhan listrik yang diukur tiap 15 menit dalam satu hari maka kebutuhan maksimum terjadi pada pukul 20.00 sampai 20,15.
  • Kebutuhan kebersamaan
    Semua kebutuhan yang terjadi pada saat yang bersamaan
  • Beban sirkit cabang
    Merupakan beban pada suatu sirkit cabang dari sebuiah instalasi listrik yang berawal dari panel distribusi.
  • Unit/kepadatan beban
    Data ini dinyatakan dalam kebutuhan suatu jenis beban, misanya penerangan dalam satuan VA atau Watt per unit luas.

Langkah perencanaan instalasi listrik ke-2

Tentukan apakah tenaga listrik akan disupply dari perusahan umum (PLN) atau pembangkir sendiri. Berkaitan dengan keputusan ini ditentukan pula tingkat tegangannya. Tegangan rendah 220V fase 1 atau 220/230V fase-3 dan tegangan 20.000V fase-3 diperoleh dari perusahaan umum (PLN).

Langkah perencanaan instalasi listrik ke-3

Tentukan daya, jumlah serta tempat panel pembagi. Perlu disiapkan juga jika nanti akan ada perkembangan dari perancangan sekarang. Panel pembagi ada baiknya ditempatkan dititik pusat beban yang akan disambungkan.

Langkah perencanaan instalasi listrik ke-4

Tentukan sistem pengaman terhadap sentuhan langsung maupun tidak langsung. Tentukan sistem pengaman terhadap arus berlebih, arus hubung singkat, dan beban berlebih. Buatlah sistem pembumian/arde/grounding dan sistem pengaman terhadap sambaran petir (sistem penangkal petir). Proteksi tegangan berlebih harus dikaji secara terpadu karena berkaitan satu dengan yang lain.

Baca juga KENALI APA ITU SISTEM UTILITAS BANGUNAN

Langkah perencanaan instalasi listrik ke-5

Lakukan perhitungan susut tegangan dan oengaturan tegangan agar mesin dan perlengkapan listrik lainny dapat berfungsi dengan baik. Perhitungan ini berkaitan dengan perbaikan faktor daya atau pemakaian beban kVar.

Langkah perencanaan instalasi listrik ke-6

Langkah terakhir yaitu membuat uraian perlengkapan yang diperlukan dalam instalasi listrik tersebut. Dalam hal ini tentunya faktor keamanan dan faktor ekonomi telah sesuai dengan standar yang ada. Tentukan juga bahwa daya mesin dan perlengkapan lainnya telah memenuhi kebutuhan KHA atau Kemampuan hantar arus sehingga aman digunakan. Uraian ini dilampiri dengan diagram satu garis sehingga pihak supplier dapat membaca dengan jelas.

Suatu gambar instalasi listrik perlu dibuat sejelas mungkin, sehingga kontraktor listrik tau dan mengerti apa yang harus dipasang dan bagaimana mesin atau alat harus disambungkan pada fasa yang mana. Hal ini diperlukan agar beban pada tiap fasa seimbang (R,S,T).

Baca juga Alasan Kenapa Harus Segera Memasang Penangkal Petir

Semoga artikel ini tentang Cara Merancang Instalasi Listrik pada Bangunan ini bermanfaat . Jangan lupa ikuti INSTAGRAM dan FACEBOOK kami dan dapatkan informasi seputar dunia teknik setiap harinya.

Saat ini bekerja sebagai Engineering staff di PT Bali Nusaintan, Bali. Menguasai skill dasar mechanical dan electrical, serta pengetahuan umum tentang teknik sipil dan bangunan. Memiliki website ilmuteknik.id yang membahas pengetahuan dan tips tentang bangunan, kelistrikan serta pengetahuan umum dibidang teknik. Saat ini telah menjangkau pengunjung sabanyak 1000 visitor/day. Telah 6 tahun terjun dalam dunia blogging, menguasai skill copywriting, SEO, dan SEM. Menyediakan jasa link placement, backlink wikipedia, dan penulisan artikel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *