Apakah kamu pernah bertanya, kenapa kapal bisa terapung bahkah berlayar sampai ditengah laut dengan ukuran yang cukup besar? Nah jika kamu penasaran bagaimana itu bisa terjadi, silahkan simak artikel ini.
Kapal merupakan salah satu transportasi air yang bisa digunakan untuk menampung barang maupun penumpang. Sifat kapal ini mengapung dan tidak tenggelam sehingga bisa digunakan untuk melewati sungai, rawa, dan laut yang luas sekalipun.
Komponen kapal sendiri terbuat dari besi serta komponen lainnya seperti tiang, geladak, dan mesin agar kapal bergerak dan berlayar. Lalu bagaimana bisa kapal yang memiliki berat ribuan ton bisa mengapung?
Semua itu ada dalam ilmu fisika, yang dimana dalam ilmu fisika, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kapal bisa terapung. Pertama, benda akan terapung di air jika massa jenis benda tersebut lebih kecil dari massa jenis cairan. Kedua, benda bisa terapung di air karena adanya prinsip Archimedes.
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa setiap benda yang sebagian atau seluruhnya terendam dalam zat cair, mempunyai gaya dorong ke atas yang disebut gaya apung.
Untuk memahami lebih jelas lagi, kali ini Ilmuteknik akan menjelaskan secara rinci mengenai kenapa kapal bisa terapung dengan mudah padahal memiliki beban yang sangat berat. Simak penjelasannya berikut ini.
Kenapa Kapal Bisa Terapung?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kemampuan kapal untuk terapung di air terkait dengan perbandingan massa jenis kapal dengan massa jenis cairan serta penerapan prinsip gaya Archimedes.
Massa jenis, menurut informasi dari Let’s Talk Science, dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara massa suatu benda dengan volumenya. Artinya, semakin ringan massa suatu benda dan semakin besar volumenya, maka semakin kecil massa jenisnya.
Meskipun kapal memiliki berat yang signifikan, desain kapal memperhitungkan adanya rongga atau ruang kosong di dalamnya. Kehadiran ruang yang cukup besar ini membuat massa jenis kapal menjadi lebih rendah dibandingkan dengan massa jenis air, sehingga kapal dapat mengapung.
Berdasarkan berbagai sumber, jika sebuah benda memiliki ruang kosong di dalamnya, ada kemungkinan benda tersebut, meskipun memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis zat cair di sekitarnya, dapat terapung.
Prinsip gaya Archimedes juga menjadi kunci dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari, terutama dalam pembuatan kapal laut. Rongga di bagian perut kapal harus mampu memindahkan sejumlah besar air laut agar gaya angkat air tersebut lebih besar dibandingkan dengan berat total kapal dan penumpangnya.
Walaupun bahan pembuatan kapal seperti kayu atau besi memiliki massa jenis yang lebih besar daripada air, kapal masih dapat mengapung karena dirancang dengan memiliki bagian yang berongga.
Adanya ruang kosong ini membuat kapal menjadi lebih ringan, sementara air laut yang didesak oleh perut kapal menghasilkan gaya angkat yang signifikan. Akibatnya, kapal dapat mengapung bahkan saat membawa muatan yang sangat berat.
Prinsip Archimedes tidak hanya berlaku untuk kapal laut, tetapi juga diterapkan dalam pembuatan kapal selam. Kapal selam memiliki kemampuan untuk mengapung di permukaan laut dan bisa tenggelam ke kedalaman laut. Ini disebabkan oleh adanya tangki pemberat di dalam kapal selam yang dapat diisi dengan air laut atau dikosongkan.
Ketika tangki pemberat diisi penuh dengan air laut, berat kapal selam menjadi lebih besar daripada gaya angkat air laut. Dengan demikian, kapal selam akan tenggelam atau bergerak turun ke arah dasar laut.
Sebaliknya, jika tangki pemberat dikosongkan, berat kapal selam menjadi lebih kecil daripada gaya angkat air laut, menyebabkan kapal selam naik ke permukaan laut.
Penyebab Kapal Bisa Tenggelam
Meskipun kapal dirancang untuk mengapung di atas permukaan air, beberapa kondisi darurat dapat menyebabkan mereka tenggelam. Faktor-faktor tersebut perlu dipahami dan dikelola agar keamanan pelayaran tetap terjaga.
Berikut adalah beberapa penyebab utama mengapa kapal dapat tenggelam:
1. Kelebihan Jumlah Muatan
Setiap kapal memiliki daya tampung maksimal yang telah dihitung sesuai dengan spesifikasinya. Kelebihan muatan dapat menyebabkan ketidakseimbangan kapal saat dikendalikan, menyebabkan kemungkinan oleng dan bahkan tenggelam.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga muatan kapal tetap dalam batas yang aman agar operasional kapal berlangsung dengan stabil dan tanpa risiko tenggelam.
2. Cuaca Ekstrem
Cuaca buruk, terutama dalam bentuk cuaca ekstrem, dapat menjadi pemicu kapal tenggelam. Terutama saat melintasi lautan lepas dengan gelombang tinggi, kapal dapat mengalami kerusakan serius pada badannya, mengakibatkan kebocoran dan akhirnya kecelakaan fatal. Keamanan kapal dalam kondisi cuaca ekstrem perlu menjadi prioritas untuk menghindari risiko kerugian besar.
3. Kondisi Kapal yang Tidak Baik
Kondisi kapal yang tidak optimal dapat menjadi penyebab serius kapal tenggelam. Sebelum melakukan perjalanan, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua komponen kapal, termasuk mesin, pompa, alat keselamatan, dan bagian lainnya.
Kegagalan satu komponen saja bisa menyebabkan bencana. Oleh karena itu, perawatan dan pemeliharaan rutin sangat penting untuk mencegah risiko kecelakaan dan tenggelam.
4. Pengalaman Nahkoda yang Terbatas
Keterampilan dan pengalaman nahkoda kapal sangat mempengaruhi keselamatan perjalanan. Nahkoda yang berpengalaman memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi situasi darurat dan mengambil keputusan yang tepat. Sebaliknya, kekurangan pengalaman dapat menyebabkan kesulitan dalam mengelola kapal, terutama dalam situasi yang sulit.
Pelatihan dan pengembangan keahlian profesional bagi nahkoda sangat penting untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan laut.
Itulah penjelasan mengenai kenapa kapal bisa terapung. Dengan memahami penjelasan diatas maka pertanyaa kamu selama ini sudah terjawab. Semoag informasi ini bermanfaat, Terima kasih.