Mewujudkan Bangunan Ramah Lingkungan

Diposting pada

Bangunan Ramah Lingkungan adalah idaman semua orang, namun Anda perlu memperhatikan berbagai faktor untuk dapat mencapai tujuan yaitu mengurangi pemanasan global dan penghematan penggunaan energi, antara lain:

ilmuteknik.id - Perumahan dengan konsep bangunan ramah lingkungan
Gambar. Perumahan Ramah Lingkungan

1. Iklim

Indonesia secara astronomis terletak di antara 6°LU (Lintang Utara)-11°LS (Lintang Selatan) dan 95°BT (Bujur Timur)-141°BT (Bujur Timur) memiliki iklim tropis sehingga mengalami curah hujan yang tinggi dengan temperatur udara yang umumnya berkisar antara 23°-32°C dan tingkat kelembapan udara berkisar 75-90%. Iklim tropis ini memiliki keuntungan karena dengan temperature yang relatif tinggi tidak diperlukan pemanas ruangan selain itu melimpahnya sinar matahari dan angin pada daerah beriklim tropis apabila dikelola dengan baik akan bermanfaat banyak dalam penghematan energi pada bangunan terutama yang bertema ramah lingkungan.

2. Kualitas Lingkungan

Kualitas lingkungan sekitar seperti kondisi tanah, udara, dan air menjadi faktor penentu dalam perancangan bangunan ramah lingkungan. Udara yang bersih dapat menjadi sumber penghawaan alami. Demikian juga bidang permukaan di sekitar bangunan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber panas dan sumber cahaya.

3. Orientasi Arah Bangunan

Pemilihan arah hadap bangunan perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap konsumsi energi pada bangunan. Bangunan yang memiliki bidang dengan material kaca yang dihadapkan kearah barat atau timur berkonsekuensi terhadap pemanasan ruangan sehingga mengakibatkan pemborosan mesin air conditioner (AC).

4. Denah Bangunan

Untuk mewujudkan bangunan ramah lingkungan desain tata letak ruangan pada bangunan memberikan pengaruh yang cukup besar pada penggunaan energy alami pada bangunan. Bangunan yang cenderung memiliki banyak sekat menghambat sirkulasi udara dan penerang alami.

5. Material Bangunan

Pemilihan material bangunan khususnya yang berkaitan dengan selubung bangunan berpengaruh terhadap suhu ruangan. Material yang memiliki konduktivitas rendah mempunyai daya isolator yang baik, sebaliknya material yang memiliki konduktivitas tinggi merupakan konduktor panas yang baik.

Pertimbangkan juga menganai desain bangunan seperti apa yang akan Anda buat, oleh karena itu perlu adanya sebuah Gambar Kerja Bangunan. Apa itu gambar kerja bangunan ??

Dengan memperhatikan berbagai faktor yang telah dipaparkan, perancangan desain bangunan ramah lingkungan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.

1. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Dalam konsep bangunan ramah lingkungan diperlukan penataan ruang (denah), tata letak, dan bentuk bangunan yang selaras dengan alam. Ruang Terbuka Hijau (RTH) digunakan untuk mengurangi polusi udara disekitar bangunan, dan sebagai area resapan air. RTH dilakukan dengan cara mengalokasikan 30-40% dari luas lahan untuk ditanami pepohonan atau tanaman lainnya.

2. Atap Hijau (Green Roof)

Konsep green roof ini mampu mengurangi pemanasan suhu bangunan, konstruksi green roof menggunakan lapisan yang disebut water profing setelah itu atap dapat diisi tanaman-tanaman atau vegetasi lainnya.

3. Material Penunjang Bangunan Ramah Lingkungan

Untuk mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan tentunya perlu menggunakan material yang tidak merusak alam. Sebagai contoh, pemilihan material konstruksi atap disarankan menggunakan material seperti baja ringan daripada kayu, karena penggunaan material kayu mengakibatkan semakin banyak penebangan pohon yang tidak diimbangi dengan konservasi atau tindakan pemulihan pasca penebangan.

4. Penggunaan Energi Alami

Pemborosan energi pada bangunan dapat diatasi dengan menggunakan energi alami seperti memanfaatkan sinar matahari dan udara bersih. Penggunaan energi alami memberikan keuntungan selain terhadap kesehatan penghuni juga hemat biaya. Pemanfaataan sinar matahari sebagai sumber penerangan dan ventilasi udara sebagai sirkulasi udara di dalam ruangan akan mengurangi penggunaan energi listrik sehingga biaya yang dikeluarkan juga tidak terlalu tinggi. Penerangan dengan memanfaatkan sinar matahari pada bangunan menggunakan sinar matahari tidak langsung agar suhu ruangan tidak menjadi panas, agar ruangan tidak langsung terpapar sinar matahari dapat disiasati dengan penggunaan secondary skin pada fasad bangunan.

5. Sistem Sanitasi

Sistem sanitasi bangunan perlu didesain supaya tidak boros air. Beberapa hal seperti air bekas cucian dapat dinetralisasi supaya dapat diresapkan secara alami ke dalam tanah dan jika memungkinan perlu adanya konservasi terhadap air, baik air tanah maupun air hujan supaya air tidak terbuang sia-sia.

6. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Sampah rumah tangga perlu dipilah berdasarkan jenisnya agar dapat dilakukan pengelolaan yang tepat. Pengelolaan sampah yang tepat dapat mengurangi volume sampah yang ada. Sampah rumah tangga organik seperti sayuran, buah-buahan, dan sisa makanan dapat diolah kembali menjadi pupuk baik cair maupun padat. Salah satu cara pengolahan sampah ini dapat dilakukan dengan sistem lubang biopori.

Komponen-Komponen struktur dalam sebuah bangunan ramah lingkungan sama dengan bangunan pada umumnya. Lantas apa saja Komponen-Komponen Struktur Dalam Sebuah Bangunan?
Kunjungi MASDIANJAYA dan dapatkan informasi seputar ilmu-ilmu mesin.

Saat ini bekerja sebagai Engineering staff di PT Bali Nusaintan, Bali. Menguasai skill dasar mechanical dan electrical, serta pengetahuan umum tentang teknik sipil dan bangunan. Memiliki website ilmuteknik.id yang membahas pengetahuan dan tips tentang bangunan, kelistrikan serta pengetahuan umum dibidang teknik. Saat ini telah menjangkau pengunjung sabanyak 1000 visitor/day. Telah 6 tahun terjun dalam dunia blogging, menguasai skill copywriting, SEO, dan SEM. Menyediakan jasa link placement, backlink wikipedia, dan penulisan artikel.

3 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *