Pada dunia kelistrikan dan elektronika, untuk dapat mengubah DC menjadi AC membutuhkan adanya alat bernama inverter. Konsep dari alat tersebut adalah melakukan konversi dari arus DC ke AC atau sebaliknya.
Bagi orang yang berkecimpung dalam dunia elektronika, tentu keberadaan dari inverter ini bukan suatu hal asing. Bahkan, karena memang mempunyai banyak peran dalam elektronika, pengembangan inverter saat ini berjalan pesat.
Salah satu perkembangan yang bisa dirasakan adalah munculnya jenis dan fungsi inverter baru. Nah, bagi yang penasaran tentang alat inverter ini, berikut adalah penjelasan tentang pengertian, cara kerja, sampai jenis-jenisnya.
Pengertian Inverter
Sebelum lebih jauh membahas jenisnya, akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian dasar dari alat tersebut. Pada dasarnya, rangkaian inverter adalah suatu rangkaian alat elektronika yang mempunyai fungsi untuk mengubah listrik arus DC (searah) menjadi aliran listrik arus AC (Bolak-Balik) atau sebaliknya.
Pada perkembangannya, alat inverter DC to AC tersebut tidak cuma dipakai dalam hal konversi arus listrik saja, tetapi juga melakukan perubahan daya sesuai keinginan penggunanya. Di dalam rangkaian tersebut, terdapat banyak sekali pengaturan mulai dari kecepatan, torsi, frekuensi, dan lain sebagainya.
Kegunaan Inverter
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, bisa diketahui bahwa fungsi utama dari inverter ini adalah mengubah DC menjadi AC ataupun sebaliknya. Lebih jauh lagi, tentu masih terdapat fungsi lain yang bisa dilakukan oleh rangkaian tersebut.
Fungsi lain yang secara nyata dapat dirasakan oleh banyak orang adalah alat tersebut mampu mengubah daya listrik sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para penggunanya. Hal tersebut membuat penggunaan dari arus listrik dapat dikendalikan lebih baik.
Pada praktiknya, rangkaian pengubah arus ini sangat dibutuhkan pada daerah-daerah yang kondisi suplai listriknya masih terbatas. Pasalnya, alat ini akan mengubah sumber arus DC yang diperoleh dari sel surya, baterai, aki, atau sumber lainnya menjadi arus listrik AC.
Dengan proses konversi ke arus AC tersebut, listrik dapat dipakai untuk mengoperasikan berbagai alat elektronika seperti mesin cuci, kipas angin, lemari es, dan peralatan lainnya. Dari hal itu, bisa dilihat bahwa kehadiran dari alat ini dapat memberikan manfaat besar bagi yang membutuhkan.
Cara Kerja Inverter
Telah diketahui dari penjelasan sebelumnya, cara kerja dari rangkaian pengubah arus listrik ini adalah mengubah DC menjadi AC. Namun, jika ditelaah lebih jauh, maka terdapat alur cara kerja mulai dari sumber DC yang masuk hingga dapat diubah menjadi arus listrik AC.
Secara sederhana, cara kerja dari rangkaian ini adalah mengubah input tenaga listrik arus AC untuk dijadikan tegangan listrik DC. Berikutnya, arus DC tersebut akan kembali dipecah menjadi AC dan frekuensi.
Dengan melalui proses tersebut, listrik yang mengalir dapat dipakai dan diatur sesuai keinginan. Untuk rangkaiannya sendiri, terdapat beberapa komponen yang digunakan yakni, Rangkaian osilator, Trafo CT, dan sakelar (Switch).
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa proses konversi dilakukan dengan mengubah arus DC dari sumber seperti baterai atau aki, untuk selanjutnya diubah ke arus AC. Artinya, rangkaian ini tidak dapat menghasilkan sumber listriknya sendiri.
Jenis-Jenis Inverter untuk Mengubah DC Menjadi AC
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, inverter DC ke AC juga mengalami banyak pengembangan. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya jenis dan fungsi inverter yang bisa ditemukan saat ini.
Berikut adalah berbagai macam inverter listrik yang mungkin sering Anda temui dalam pemenuhan kebutuhan listrik saat ini.
1. Stand-alone
Jenis pertama adalah inverter stand-alone atau berdiri sendiri. Fungsi dari jenis tersebut adalah untuk membantu dalam menjalankan arus yang langsung didapatkan dari sumber utama listrik atau energi.
Contoh dari jenis stand-alone ini adalah pada instalasi kincir angin ataupun panel surya matahari. Alat tersebut mempunyai fungsi untuk mencukupi kebutuhan listrik pada rumah warga ataupun industri berskala kecil.
2. UPS (Uninterruptible Power Supply)
UPS atau Uninterruptible Power Supply merupakan jenis rangkaian pengubah arus yang tersusun atas dua komponen, yakni inverter dan rectifier. Kedua komponen tersebut mempunyai fungsi berbeda di mana inverter mengubah arus DC menjadi AC, sementara rectifier berfungsi mengubah arus AC ke DC.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa rectifier ini berfungsi untuk pengisi arus listrik. Sementara untuk alat inverternya, berguna dalam meneruskan arus listrik menuju ke jaringan perangkat PLN.
3. VSD (Variable Speed Drive)
Variable Speed Drive atau VSD adalah inverter yang mempunyai kemiripan dengan UPS, yaitu tersusun atas dua komponen inverter dan rectifier. Namun, pada VSD ini tidak mempunyai kelengkapan baterai seperti halnya pada UPS.
Untuk proses kerjanya, VSD akan menyesuaikan frekuensi arus DC-nya untuk selanjutnya dikonversi ke arus AC. Arus AC tersebut nantinya dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan listrik dari perangkat elektronik dengan jenis induksi.
4. Portable / Inverter Mobil
Inverter mobil merupakan jenis yang memakai aki di mobil sebagai sumber utama arusnya. Alat tersebut dapat membuat para pengendara tetap bisa melakukan charging alat komunikasi elektronik seperti HP saat di mobil.
Akan tetapi, terdapat batas maksimal yang dimiliki oleh rangkaian tersebut. Apabila sudah melebihi dari kapasitas maksimalnya, maka terdapat risiko yang bisa terjadi salah satunya adalah aki mobil bisa menjadi rusak atau tekor.
5. Square Wave
Jenis Square Wave diyakini menjadi pelopor awal mula inverter dapat berkembang pesat seperti sekarang. Untuk fungsinya sendiri, alat tersebut dapat membuat atau menciptakan arus kontan secara stabil.
Namun, pada penerapannya, Square Wave kurang tepat untuk digunakan pada transformator dan juga motor. Hal itu memang wajar mengingat teknologi ini merupakan cikal bakal dari perkembangan di masa sekarang.
6. Modified Sine Wave
Modified Sine Wave merupakan inverter listrik yang digunakan untuk menghasilkan jenis arus non-voltase. Arus Non-voltase tersebut adalah arus yang bisa menghilang secara sekejap sebelum diubah ke arus negatif atau positif.
7. Pure Sine Wave
Pure Sine Wave mampu menghasilkan gelombang sinus cukup sempurna. Akan tetapi, jenis tersebut pembuatannya membutuhkan biaya lebih besar jika dibanding dengan tipe lainnya karena desain rangkaiannya sangat rumit.
8. Multilevel
Inverter jenis multilevel berguna sebagai pemersatu berbagai macam tegangan sehingga nanti arusnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Dibandingkan jenis lainnya, multilevel ini mempunyai cara penggunaan paling mudah serta menguntungkan.
Hal itu karena memang pembuatan dari rangkaian tersebut tidak memerlukan biaya besar sehingga lebih hemat. Namun, tentu dibalik kelebihan tersebut, terdapat juga kekurangan yang dimiliki oleh jenis tersebut.
Akan tetapi, secara fungsi, inverter multilevel ini tidak jauh berbeda yakni untuk menghemat pemakaian listrik. Untuk jenis listrik yang bisa dikonversi menggunakan alat ini adalah arus AC dan juga DC.
9. Inverter Solar
Jenis terakhir yang dapat Anda ketahui adalah inverter solar. Alat tersebut mempunyai fungsi mengubah arus DC yang berasal dari aki/solar menjadi AC. Guna mendukung kerjanya, inverter tersebut biasanya dilengkapi oleh komponen penyusun, salah satunya adalah baterai.
Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa fungsi dasar dan utama dari inverter adalah mengubah DC menjadi AC. Namun, seiring perkembangan yang terjadi, kini bermunculan berbagai varian inverter yang bisa digunakan sesuai kebutuhan banyak orang.